TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Laboratorium Psikologi Universitas Indonesia Hamdi Muluk enggan menyebut Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai politikus "kutu loncat". Istilah kutu loncat ramai dibicarakan setelah Ahok menyatakan mundur sebagai kader Partai Gerakan Indonesia Raya kemarin. "Kurang tepat jika Ahok disebut kutu loncat," ujar Hamdi saat dihubungi Tempo, Kamis, 11 September 2014.
Ahok sebelumnya mengawali karier politik di Partai Indonesia Baru. Partai itulah yang dijadikan Ahok sebagai kendaraan politiknya hingga bisa duduk di kursi Bupati Belitung Timur. Selanjutnya, Ahok pindah ke Partai Golongan Karya sampai duduk di kursi DPR. Pada 2012, Ahok direkrut Prabowo Subianto masuk ke dalam Partai Gerakan Indonesia Raya. (Baca: Prabowo Legowo Ahok Keluar dari Gerindra)
Menurut Hamdi, kondisi politik di Indonesia belum bisa menjadi habitat bagi politikus kutu loncat. Sebabnya, istilah politik kutu loncat hanya bisa digunakan untuk negara yang menganut politik sempurna dengan ideologi yang berpusat pada dua atau tiga partai politik saja, seperti di Amerika Serikat. (Baca: Ahok: Saya Bukan Kader Gerindra yang Baik)
Sedangkan di Indonesia masih terdapat banyak perbedaan ideologi yang ditandai beragamnya partai. Walhasil, seseorang masih dianggap wajar berganti-ganti partai. Bahkan seseorang yang berpindah partai bisa diartikan sebagai orang yang memegang teguh ideologinya. "Seperti Ahok, dia akan berpidah ke partai yang sejalan dengan pemikirannya." (Baca: Alasan Ahok Jatuh Cinta dan Putus dari Gerindra)
Ahok memutuskan keluar dari Gerindra lantaran tak sepaham dengan partai yang ingin menghapus sistem pemilihan kepala daerah secara lagsung itu. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengaku kecewa dengan keputusan Ahok tersebut. Fadli menyebut Ahok sebagai politikus kutu loncat. Ahok sendiri tidak ambil pusing dengan pernyataan Fadli. Ahok malah mengakui bahwa dirinya politikus kutu loncat.
INDRA WIJAYA
Baca juga:
Gerindra: Ahok Tak Tahu Terima Kasih
Benda Ini Wajib Dibawa Jokowi-Iriana ke Istana
Ahok Mundur dari Gerindra, Ini Kata Jokowi
Perludem: SBY Bertanggungjawab Soal RUU Pilkada
LSI: 81,53 Persen Massa Prabowo Setuju Pilkada Langsung