TEMPO.CO, Sidney - Australia meningkatkan status kewaspadaan ke level "tinggi" untuk menghadapi ancaman kelompok militan Islamic State in Iraq and Syria (ISIS). Peningkatan status ini merupakan yang pertama kali dalam satu dekade, di tengah kekhawatiran kembalinya warga Australia dari perang di Irak dan Suriah.
Tingkat ancaman teroris Australia tidak berubah di level medium selama bertahun-tahun yang berarti negara tersebut berada di bawah situasi"kemungkinan serangan teroris".
"Ada orang-orang dengan maksud dan kemampuan untuk melancarkan serangan di Australia," kata Perdana Menteri Australia Tony Abbot dalam konferensi persnya bersama Jaksa Agung George Brandis, seperti dikutip Asiaone, Jumat, 12 September 2014. (Baca: Siapa Bocah Australia Pendukung ISIS?)
Abbot menjelaskan, peningkatan status ancaman tersebut tidak didasarkan pada pengetahuan tentang rencana serangan tertentu, melainkan bagian dari bukti yang mengarah pada kemungkinan peningkatan serangan teroris di Australia.
"Badan keamanan dan intelijen khawatir tentang adanya peningkatan jumlah warga Australia yang bergabung, terkoneksi, ataupun terinspirasi dengan kelompok militan seperti ISIS, Jabhat al-Nusrah, dan Al Qaidah," kata Abbot.
Ancaman tersebut, lanjutnya, telah meningkat selama lebih dari satu tahun. Pemerintah Australia percaya lebih dari 60 persen warganya bergabung dalam kelompok militan ISIS yang kini berganti nama menjadi Islamic State (IS) atau Negara Islam. "Dan 100 lainnya diperkirakan aktif mendukung gerakan tersebut lewat rumah-rumah mereka," katanya. (Baca: PM Abbott Ingatkan Warga Australia Tak Berjihad )
Keputusan pemerintah menaikkan status kewaspadaan itu muncul dua hari setelah polisi menggerebek pusat islam di Brisbane dan menahan dua pria yang diduga terlibat perekrutan dan pengiriman pejuang jihad ke Suriah.
Menurut Abbot, warga Australia harus berkegiatan dan beraktivitas seperti biasa meskipun ada kenaikan status kewaspadaan di tengah keamanan yang akan meningkat. "Warga mungkin akan melihat lebih banyak petugas keamanan di bandara dan pelabuhan. Keamanan juga akan ditingkatkan di pangkalan militer, gedung-gedung pemerintahan, dan kegiatan publik," ujarnya. (Baca: Pamit Mancing, Remaja Australia Ini Jihad ke Irak)
Pemerintah Australia baru-baru ini menggelontorkan Aus$ 630 juta atau setara US$ 720 juta untuk memerangi teroris. Dana itu akan digunakan untuk meningkatkan dukungan kepada institusi keamanan seperti Kepolisian Federal Australia, agen mata-mata, dan bagian terkait.
ASIAONE | ROSALINA