TEMPO.CO, Pekanbaru - Kepala Divisi Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan ada 318 titik api di Sumatera yang menyebabkan timbulnya kabut asap. Dari seluruh titik api, sebagian di antaranya berada di Riau. "Pantauan titik api ini memiliki tingkat kepercayaan 70 persen," ujarnya kepada Tempo, Sabtu, 13 September 2014. (Baca: Kabut Asap, Pesawat Tak Bisa Mendarat di Jambi)
Titik-titik api tersebut menyebar di Pelalawan, Meranti, Indragiri Hulu, Rokan Hulu, dan Indragiri Hilir. Kabut asap yang muncul dari titik api tersebut menurunkan jarak pandang di sejumlah wilayah. Di Pekanbaru dan Dumai, jarak pandang hanya 3 dan 4 kilometer. Sedangkan di Pelalawan dan Rengat masing-masing 1 kilometer.
Berdasarkan pantauan Tempo, papan indeks standar pencemaran udara di Simpang Jalan Soekarno-Hatta, Pekanbaru, menunjukkan kualitas udara dalam kondisi sedang. Particulate matter 10 (PM 10) berada pada angka 70, jauh di bawah kualitas sehat dengan indikator kurang dari 50. (Baca: Ratusan Hektare Hutan Dibakar Pas Lebaran)
Analis dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru, Sanya Gautami, mengatakan jarak pandang makin menurun karena kabut asap semakin tebal. Di Pekanbaru, ujar dia, jarak pandang menurun tajam dari 4 kilometer menjadi 1.500 meter. Sanya memperkirakan kabut asap ini merupakan akumulasi dari titik api di Palembang dan Jambi. Sebab, tutur dia, dalam beberapa hari terakhir, terpantau titik api yang cukup banyak di wilayah selatan Sumatera. Hal ini diperparah dengan pergerakan angin, dari selatan menuju utara. "Tapi di Riau juga ada titik api," katanya.
Manajer Bandara Sultan Syarif Kasim Riau Ibnu Hasan menuturkan kabut asap yang mengepung Pekanbaru belum mengganggu kegiatan penerbangan. "Penerbangan lancar dan kondusif," katanya. (Baca: Kebakaran Ganggu Penerbangan di Dua Bandara ).
RIYAN NOFITRA
Berita Terpopuler
Golkar Cium Kejanggalan di Balik Mundurnya Ahok
Kepala Daerah Pendukung Prabowo Membelot
Gerindra: Ahok Kader Salah Asuhan