TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Kasus kekerasan pada anak di Kota Tangserang Selatan tahun 2014 meningkat dibandingkan 2013. Hal ini terlihat dari laporan dan data yang masuk ke Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPPKB) sampai Agustus 2014.
Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany menjelaskan pihaknya telah bekerja sama dengan Asosiasi Psikolog Banten untuk melakukan pendampingan dan kepolisian. "Saya berharap Satuan Tugas Perlindungan Anak yang baru dibentuk dapat bekerja maksimal mencegah kekerasan terhadap anak," katanya, Ahad, 14 September 2014.
Airin menjelaskan anak buahnya telah mensosialisasikan isu ini kepada orang tua yang mengambil rapor anaknya di sekolah. Acara ini bekerja sama dengan para psikolog. Kerja sama juga akan dilakukan dengan Kak Seto, tokoh pendidikan anak, untuk memberikan pelatihan kepada staf Satgas Perlindungan Anak Kota Tangerang Selatan.
Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan BPMPPKB Listya Windiarti menjelaskan tahun ini ada 16 kasus kekerasan pada anak. Satu di antaranya mengalami kekerasan fisik, dua anak ditelantarkan orang tuanya, dan 13 lainnya mengalami pelecehan seksual. (Baca: KPAI Minta Orang Tua Hati-hati Pilih Day Care)
Sedangkan tahun 2013, kekerasan fisik 4 anak, kekerasan psikis 4 orang, dan pelecehan seksual sebanyak 7 orang. "Pelaku sering menonton video porno," kata Listya menjelaskan latar belakang pelaku pelecehan seksual. (Baca: Di-bully Sejak Kecil, Beresiko Tingkatkan Depresi)
Seto Mulyadi berharap masyarakat lebih berani melaporkan tindak kekerasan pada anak dan jangan hanya diam saja. "Kasus ini meningkat karena keberanian untuk melapor semakin tinggi," katanya. Dia telah bertemu dengan Wali Kota Airin Rachmi untuk menggalakan kampanye penghentian kekerasan terhadap anak.
MUHAMMAD KURNIANTO
Terpopuler:
Terlibat Mafia Agraria, Pejabat BPN Ditangkap
Lebaran Betawi di Pelataran Monas Dipadati Warga
Bawa Senjata Api, Penumpang Lion Air Ditangkap