TEMPO.CO, Bandung - Warga Bandung membuat petisi untuk mendukung pemilihan kepala daerah langsung dan menolak Rancangan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah (RUU Pilkada). Pengisian petisi dilakukan dengan menandatangani kain putih sepanjang 10 meter yang dibentang di area Car Free Day (CFD), Jalan Ir Djuanda, Dago, Bandung, Ahad, 14 September 2014.
"Saya lebih suka pemimpin yang dipilih oleh rakyat. Kalau dipilih DPRD rentan korupsi. Kan, seperti orang dagang harus balik modal gitu," ujar Darsono, 54 tahun, karyawan swasta, kepada Tempo seusai menandatangai petisi. (Baca juga: Warga Ibu Kota Juga Tolak Pilkada Lewat DPRD)
Menurut Darsono, jika kepala daerah dipilih DPRD, masyarakat tidak memiliki kesempatan untuk mengetahui rekam jejak calon pemimpinnya itu. Padahal, sebagai warga, mereka harus kenal dan tahu siapa pemimpin mereka nanti. Untuk itu Darsono ikut menandatangani petisi tersebut bersama ratusan warga Bandung lainnya.
Koordinator petisi dukung pilkada langsung wilayah Bandung, Sely Martini, mengatakan aksi tanda tangan diinisiasi oleh Koalisi Masyarakat Bandung. Petisi itu merupakan bentuk aspirasi masyarakat Indonesia yang ingin pemimpin daerah tetap dipilih oleh rakyat. (Baca juga: Aksi Dukung Pilkada Langsung Menular ke Lima Kota)
"Sistem demokrasi tidak boleh dipasung. Pemilih yang dipilih rakyat itu lebih akuntabel, kalau lewat DPRD malah menciptakan sistem yang korup," kata Sely, yang juga anggota Badan Pekerja Indonesian Corruption Watch (ICW). (Baca juga: Pilkada Langsung Irit Anggaran Rp 35 Triliun)
Menurut Sely, jika kepala daerah dipilih oleh DPRD, pada masa kepemimpinannya nanti kepala daerah tersebut bukan bekerja untuk rakyat, melainkan untuk elite politik.
Revisi RUU Pilkada rencananya disahkan pada Kamis, 25 September 2014. Di dalam pasalnya terdapat perubahan, yaitu pemilihan kepala daerah yang sebelumnya dipilih secara langsung oleh rakyat menjadi dipilih oleh DPRD.
RISANTI
Berita lain:
Laniakea, Ini Alamat Baru Umat Manusia
Kata Lulung Soal Ahok Sebut DPRD Pemeras
Jokowi Kunjungi Penjahit Langganan, Pesan Apa?