TEMPO.CO, Sidoarjo - Jadwal keberangkatan warga korban lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur, ke Jakarta belum juga pasti. Sempat dua kali batal, janji terbaru untuk bisa berangkat pada Rabu, 17 September 2014, terancam tak terpenuhi lagi. "Tidak tahu, belum jelas ini, masih menunggu Pak Karwo (Gubernur Jawa Timur Soekarwo)," kata Djuwito, seorang warga yang rencananya ikut berangkat, ketika ditemui di titik 42 Desa Renokenongo Porong, Senin, 15 September 2014.
Djuwito dan seorang rekannya berencana mengadukan proses ganti rugi pembayaran yang lama terhenti. Seperti yang pernah dijanjikan, mereka menuntut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meneruskan pembayaran ganti rugi itu dengan uang dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dan seterusnya PT Minarak Lapindo Jaya yang akan membayar kepada negara. (Baca: Luberan Janji Lapindo)
Namun agenda pemberangkatan tersebut terus diundur oleh Dewan Pengarah Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo, yang beranggotakan di antaranya Gubernur Jawa Timur dan Bupati Sidoarjo. Rencana awal agenda pemberangkatan itu dijadwalkan pada Senin, 8, September 2014. Namun, karena ada kendala, akhirnya pemberangkatan itu diundur keesokan harinya, yakni Selasa, 9 September 2014.
Esok harinya giliran Menteri Pekerjaan Umum di Jakarta yang akan memfasilitasi pertemuan dengan Presiden SBY ada agenda mendadak, dan akhirnya mereka gagal lagi berangkat. Yang terakhir ini menyebabkan empat tiket milik warga seharga Rp 4,8 juta hangus. (Baca: Warga dan Bupati Kecewa Terhadap Menteri PU)
Rencana terakhir pertemuan dijadwalkan pada 17 September 2014. Namun, kurang dari dua hari, para korban belum menerima informasi lanjutan terkait dengan jadi-tidaknya berangkat ke Jakarta. "Sehingga kami juga belum mengurus tiket pesawat," kata Djuwito.
Menurut Djuwito, jika memang keberangkatannya itu didukung oleh Dewan Pengarah BPLS, terutama Soekarwo, dia meminta supaya pemberitahuannya tidak dadakan. Warga korban lumpur, kata dia, telah menyiapkan semua berkas tanah yang dibutuhkan.
Para korban lumpur di dalam peta area terdampak terus memasang spanduk besar di titik tanggul 42 Desa Renokenongo yang bertuliskan: "Pak SBY, kami juga rakyat Bapak, 8 tahun nasib kami terkatung-katung."
Berita Sebelumnya: Warga Melunak, Tanggul Jebol Diperbaiki
MOHAMMAD SYARRAFAH
Terpopuler
SBY Bingung Disalahkan Soal RUU Pilkada
Pilkada Langsung Boros? Ini Bantahannya
Koalisi Merah Putih Jalani Strategi Bumi Hangus
Menelisik Pengurusan Pelat Nomor Cantik Mobil Mewah