TEMPO.CO, Bojonegoro - Daftar tunggu jemaah haji di Kabupaten Bojonegoro dan sekitarnya mencapai 18 tahun. "Meski antrean panjang, jumlah pendaftar cenderung naik dan kini mencapai 19 ribu lebih," kata Kepala Seksi Jemaah Haji dan Umroh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bojonegoro, Wakhid Priyono, Senin, 15 September 2014.
Dia menuturkan jika dirata-rata jumlah pendaftar calon haji di Bojonegoro antara 10 hingga 15 orang per harinya. Jemaah baru ini kini justru didominasi warga yang tinggal di pedesaan. "Bukan lagi warga perkotaan," ujarnya. (Baca juga: Calon Jemaah Haji dari Pinrang Didominasi Wanita)
Baca Juga:
Wakhir menyebut ada beberapa faktor yang menjadi penyebab meningkatnya para pendaftar haji. Di antaranya, para profesi guru yang kemungkinan memperoleh biaya dari sertifikasi. "Kemudian juga dari tambahan remunerasi pegawai," ujarnya.
Kemudian petani dan pedagang dari Kecamatan Ngasem, Kalitidu, dan Gayam yang mendaftar pergi haji. Mereka ini, kata Wakhir, diduga naik haji menggunakan biaya dari hasil penjualan tanah yang dibebaskan untuk proyek minyak dan gas bumi di Blok Cepu. "Itu kan miliaran jumlahnya," ujar Wakhid.
Menurut Wakhid, para petani di Kecamatan Kanor, Bojonegoro, juga diuntungkan dengan proyek pembebasan lahan untuk tanggul Bengawan Solo.
Agus, 55 tahun, salah satu calon haji dari Ngrowo, Kota Bojonegoro, mengatakan dia bersama istrinya mendaftar haji tahun 2013 silam. Bila diurut sesuai jadwal, kemungkinan baru 14 tahun lagi mereka bisa berangkat ke Mekah. Dia heran karena hanya terpaut daftar satu tahun, jumlah daftar tunggunya sudah naik menjadi 18 tahun. "Cepat sekali," ujarnya pada Tempo, Senin, 15 September 2014.
Data di Kantor Kementerian Agama Bojonegoro merilis jumlah calon jamaah haji 2014 sebanyak 1.101. Mereka dibagi tiga kelompok terbang, yaitu 50, 51 dan 52 yang berangkat menuju Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, pada 21 September 2014. (Baca: Dirjen Haji: 5 Anggota Jemaah Haji Meninggal)
SUJATMIKO
Berita Lain
SBY Bingung Disalahkan Soal RUU Pilkada
Koalisi Merah Putih Jalani Strategi Bumi Hangus
Pilkada Langsung Boros? Ini Bantahannya