TEMPO.CO, California - Google baru saja mengumumkan akuisisinya terhadap penyedia polling secara online, Polar. Akuisisi ini dilatarbelakangi ambisi Google yang ingin memacu pengguna Google+, khususnya pada perangkat bergerak (mobile).
Google+ selama ini dinilai gagal bersaing dengan media sosial lainnya, seperti Facebook dan Twitter. Kegagalan Google+ diyakini bersumber dari minimnya inovasi yang dihadirkan raksasa teknologi tersebut.
"Kami akan bekerja sama dengan Polar untuk membuat penampilan Google+ agar lebih ramah," ujar Vice President Engineering Google David Besbris kepada The Wall Street Journal, Ahad, 14 September 2014.
Adapun Polar akan menutup bisnisnya pada akhir tahun ini untuk kemudian menjadi bagian dari Google. Informasi tersebut pun disampaikan dalam situs resmi Polar, Polarb.com.
Polar didirikan dua tahun lalu oleh Luke Wroblewski dan Jeff Cole. "Polar sudah melayani hampir setengah miliar polling selama delapan bulan terakhir," kata Wroblewski, yang dilansir dari PC Mag. Dia menyebutkan, hingga awal September, total pemilih aktifnya mencapai 1,1 juta.
Wroblewski mengatakan setiap pemilih yang mengunduh aplikasi Polar, baik di komputer maupun perangkat bergerak, datanya dianalisis oleh tim Polar. Selanjutnya tim akan menyimpulkan kebiasaan dan ketertarikan pemilih.
Adapun alasan penting Google mengakuisisi Polar adalah pengalaman Wroblewski dalam menangani berbagai perangkat bergerak. Dia juga menulis buku mengenai desain aplikasi berjudul “Mobile First”.
"Setiap versi aplikasi memiliki desain dan detail yang berbeda, baik di komputer, tablet, maupun televisi," ujar Wroblewski. Sebagai bagian dari Google, dia berharap timnya dapat merasakan beragam pengalaman dari suatu aplikasi.
THE WALL STREET JOURNAL | PC MAG | SATWIKA MOVEMENTI
Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK | Ahok dan Gerindra | Pilkada oleh DPRD | IIMS 2014
Berita terpopuler lainnya:
Laniakea, Ini Alamat Baru Umat Manusia
Naga di Film Avatar Jadi Nama Dinosaurus Terbang
BlackBerry Tertarik Hadirkan BBM di Jam Pintar