TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Polri Jenderal Sutarman mengatakan empat warga negara asing (WNA) yang ditangkap di Poso dan bekerja sama dengan tiga warga negara Indonesia (WNI) yang diduga terlibat jaringan teroris Santoso masuk ke Indonesia melalui Malaysia. Dari Negeri Jiran mereka ke Jakarta, kemudian ke Surabaya. Dari Surabaya, mereka menuju Makassar dan kemudian melalui jalur darat ke arah Poso.
"Indonesia harus waspada. Polri terus melakukan pengamanan dan pemantauan terhadap gerakan separatis dan pemantauan di Indonesia," kata Sutarman di Surabaya, Ahad siang, 14 September 2014.
Keempat WNA yang awalnya diduga berasal dari Turki itu ditangkap di Poso, Sulawesi Tengah, Sabtu, 13 September 2014, sekitar pukul 02.00 waktu Indonesia tengah. "Masih terus dilakukan penyelidikan," kata Sutarman sambil menyebutkan keempatnya adalah warga Turki.
Namun belakangan keterangan asal kewarganegaraan keempat orang itu dikoreksi. Juru Bicara Polri Ronny F. Sompie menyatakan mereka berasal dari Turkistan, kawasan di Asia Tengah di dekat Cina. (Baca: Bukan Turki, 4 WNA yang Ditangkap Asal Turkistan)
Sampai saat ini, Sutarman belum bisa memastikan apakah keempat WNA tersebut berkaitan dengan ISIS atau tidak. Tapi kepolisian mencurigai mereka ada kaitannya dengan ISIS, karena Santoso beberapa pekan lalu mendeklarasikan dukungan terhadap gerakan ISIS.
Baca Juga:
Keempat WNA ini, kata Sutarman, datang ke Indonesia untuk bekerja sama sekaligu mengikuti latihan militer dengan kelompok teroris pimpinan Santoso, yang saat ini diduga masih berada di pegunungan dan menjadi target pengejaran polisi. "Mereka baru masuk ke Indonesia," ujarnya.
Sabtu, 13 September 2014, Densus 88 menangkap tujuh terduga teroris. Empat di antaranya adalah WNA. Sedangkan tiga orang lainnya adalah WNI.
Sebelum melakukan penangkapan, Densus menguntit mereka keluar dari sebuah tempat kos di Jalan Banteng, Touwa, Palu. Polisi menduga mereka sedang melakukan perjalanan ke Poso. Densus mencokok mereka ketika mobil yang ditumpangi mereka berada di Toboli.
Dari penangkapan tersebut, polisi menyita satu mobil Avanza merah, satu paspor atas nama Ahmed Bozoglan, kompas, dan peralatan makan.
EDWIN FAJERIAL
Terpopuler:
7 Serangan Ahok yang Bikin Lulung Geram
Alvin Lie: PAN Didirikan untuk Kedaulatan Rakyat
Densus 88 Tangkap Empat Warga Asing di Poso
Ahok Minta Lulung Diam, tapi Ada Syaratnya
Costa Hat-trick, Chelsea Bungkam Swansea City 4-2