TEMPO.CO, Jakarta: Pengamat terorisme, Al Chaidar, mengatakan masuknya empat warga negara asing ke Indonesia dengan menggunakan paspor palsu karena lemahnya pengawasan dari keimigrasian di Indonesia.
"Imigrasi masih lemah," kata Chaidar saat dihubungi Tempo, Senin, 15 September 2015. (Baca: Jejak 4 WNA Turkistan di Poso Terlacak)
Sebelumnya, Datasemen Khusus 88 Antiteror Markas Besar Kepolisian RI wilayah Sulawesi Tengah menangkap tujuh orang mencurigakan di Kota Poso. Dari penangkapan itu, ada empat warga asal Turki dan tiga warga Indonesia diciduk.
Karena itu, kata Chaidar, pemerintah perlu melakukan perbaikan dalam sistem pengawasan di keimigrasian. Sebab, wilayah Indonesia merupakan persimpangan interkoneksi dari berbagai negara. Apalagi, ujar Chaidar, imigrasi yang ditangani oleh sipil ini tergolong rentan adanya permainan. "Kalau sipil ini yang mengerikan," kata Al Chaidar.
Sementara jika aparat seperti kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia yang menangani, kata Chaidar, dia masih yakin karena struktur organisasi kedua institusi tersebut sudah bagus dalam manajeman sistemnya. "Organisasinya bagus," kata Alchaidar.
Meskipun begitu, Chaidar menilai upaya pencegahan pemerintah melalui aparat kepolisian sudah terhitung efektif dalam mendeteksi keberadaan terorisme seperti ISIS. Hanya saja, kata Chaidar, pemerintah perlu membenahi kembali keimigrasian terutama di perbatasan.
TRI SUSANTO SETIAWAN
Terpopuler
Ahok Minta Lulung Diam, tapi Ada Syaratnya
SBY Bingung Disalahkan Soal RUU Pilkada
Suryadharma: Ketua PPP Mendatang Harus ke Prabowo
Pilkada Langsung Boros? Ini Bantahannya
Menelisik Pengurusan Pelat Nomor Cantik Mobil Mewah