TEMPO.CO, Jakarta - Tim pencari calon menteri yang dibentuk presiden terpilih Joko Widodo dan wakilnya, Jusuf Kalla, telah menjaring sejumlah nama kandidat menteri kabinet periode 2014-2019. Jokowi mengatakan sudah ada 200-an nama yang disodorkan. "Kebanyakan dari kalangan chief executive officer," kata Jokowi ketika ditemui di Balai Kota, Selasa, 16 September 2014. (Baca: Jelang Dilantik, Jokowi Dipuji Dubes Jerman)
Jokowi menuturkan sebagian kalangan profesional ini ada yang berasal dari perusahaan pelat merah, akademikus, dan swasta. Jokowi belum menyaring 200-an orang itu ke dalam 18 posisi menteri yang tersedia untuk kalangan profesional. Jokowi menuturkan penentuan nama-nama menteri akan diputuskan oleh dirinya dan Kalla.
Dari aspek geografis, Jokowi juga mempertimbangkan putra daerah di Indonesia timur. Jokowi memperhatikan pula keterwakilan perempuan di kabinetnya nanti. Namun, ujar Jokowi, waktu seleksi masih panjang, yaitu hingga 20 Oktober 2014. (Baca: Jokowi Bentuk Kabinet 18 Orang Menteri Profesional)
"Pokoknya, saya ingin kabinet yang kuat dan langsung bekerja," tutur Jokowi. Jokowi juga mengatakan tak melakukan perampingan dengan alasan efisiensi kinerja.
Ihwal nama-nama anggota Tim Transisi, seperti mantan Menteri Perindustrian Rini Soemarno dan pakar pendidikan, Anies Baswedan, Jokowi mengatakan tidak pernah menawari mereka untuk menjadi menteri. "Sejak awal, saya tidak beri jaminan anggota Tim Transisi jadi menteri, menawarkan juga tidak," ujar Jokowi. (Baca: Jelang Dilantik, Jokowi Dipuji Dubes Jerman)
Jokowi juga belum bisa memastikan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Ignatius Jonan akan menjadi menteri. Namun Jokowi mengakui ketiga orang itu bisa saja masuk dalam daftar yang diajukan oleh head hunter.
SUNDARI
Berita Terpopuler
Ratusan Warga Prancis Berjihad untuk ISIS
Kapolri Didesak Ungkap Penyebab Jatuhnya MH370
Pengamat: Kabinet Jokowi Lebih Reformis dari SBY
Anggota DPRD Jakarta, Makan Uang Rakyat dan Bolos Rapat
Sore Ini, Kabinet Jokowi Diumumkan