TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Riefqi Muna, mengatakan Joko Widodo-Jusuf Kalla harus memenuhi janjinya dalam visi-misi ketika kampanye dulu. "Visi mengenai komitmen meningkatkan anggaran untuk riset," ujar Riefqi di Auditorium LIPI, Jalan Gatot Subroto 10, Jakarta Selatan, Selasa, 16 September 2014.
Menurut Riefqi, tidak akan ada penelitian baik tanpa riset mendalam. "Nah, itu harus dimengerti," tuturnya. Karena itu, penelitian dan pengembangan harus dilakukan dengan baik sesuai dengan kaidah penelitian serta membutuhkan dana yang tidak sedikit. (Baca: Anggaran Riset 1 Persen dari APBN, SDM Jadi Lemah)
Sebelumnya, dalam kampanye pilpres kemarin, Jokowi-JK menjanjikan peningkatan dana anggaran riset dalam visinya. Visi tersebut berbunyi, "Komitmen meningkatkan anggaran riset untuk mendorong inovasi teknologi dan menjadikan instansi urusan hak cipta dan paten bekerja proaktif melayani para inovator dan para inventor."
"Saya pribadi apresiasi visi Jokowi mengenai peningkatan anggaran riset ini," ujarnya. Akan tetapi, tutur dia, bukan perkara mudah untuk dapat meningkatkan riset walau anggaran nanti telah naik. "Karena riset butuh keseriusan selain butuh dana juga," katanya. (Baca: Kepala LIPI Bantah Tegur Peneliti yang Pro Jokowi)
Hal tersebut disebabkan oleh penelitian dan pengembangan merupakan bagian internal dari kepentingan nasional strategis dan vital bagi suatu negara yang harus diperhatikan. "Semoga Indonesia bisa di pemerintahan mendatang, apalagi jika anggaran riset naik."
ODELIA SINAGA
Berita Terpopuler
Begini Arsitektur Kabinet Jokowi-JK
Pengamat: Kabinet Jokowi Lebih Reformis dari SBY
Waspada, 48 Anggota Parlemen Terduga Korupsi
Menteri, Jokowi Pilih 18 Profesional dan16 dari Partai