Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Membangkitkan Musikus Progresif Indonesia  

image-gnews
Pianis Krakatau band, Indra Lesmana dalam pagelaran musik Internasional JJF 2014 di JIExpo Kemayoran Jakarta (1/3).  TEMPO/Nurdiansah
Pianis Krakatau band, Indra Lesmana dalam pagelaran musik Internasional JJF 2014 di JIExpo Kemayoran Jakarta (1/3). TEMPO/Nurdiansah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta: Musik progresif pernah mengalami kejayaan pada 1970-an. Tepatnya ketika keran musik rock, yang sempat ditutup rapat pada era Sukarno, kembali dibuka lebar. Kemunculan band-band luar, seperti Yes, King Crimson, Genesis, Pink Floyd, Deep Purple, serta Emerson, Lake, and Palmer disambut dengan kegirangan yang luar biasa. (Baca: Peter Gabriel Raih Penghargaan Musik Progresif)

Grup lokal pengusung musik progresif bermunculan di mana-mana menyusul band-band barat yang sedang naik pamor. Sebutlah Guruh Gipsy (1975), Shark Move (1970), Giant Step (1976), Gang of Harry Roesli (1973), Abbhama (1977), juga God Bless (1973). Seiring perkembangan zaman, kejayaan progresif redup dengan sendirinya.

Di luar tren musik arus utama, tentu ada musikus-musikus progresif yang setia dengan musik kegemarannya. Karena itu, pada era 2000-an pun masih ada rilisan anyar grup-grup progresif. Dengan semangat membangkitkan lagi kejayaan musik rock progresif, trio sekawan Yenny Fatmawati, Ninot, dan Kadri Mohamad menggagas ide untuk membuat album kompilasi Indonesia Maharddhika.

Bak magnet, musikus-musikus progresif mendadak meriung untuk turun tangan mewujudkan ide itu. “Ada sekitar 70 musikus yang terlibat dalam pembuatan album ini,” kata Kadri, Jumat, 12 September 2014.

Total ada sembilan grup yang ikut menyumbang lagu dalam Indonesia Maharddhika. Mereka adalah Cockpit, The Miracle, The Kadrijimmo, Discus, Van Java, Imanissimo, Vantasma, Atmosfera, dan In Memoriam. Ada juga nama-nama besar dunia musik populer maupun progresif Tanah Air, seperti Once Mekel, Andy /rif, Marcell, Ubiet Raseuki, Addie M.S., dan Indra Lesmana. Yang paling bikin heboh adalah keterlibatan dewa progresif pentolan grup Yes, Rick Wakeman.

Nama-nama besar itu diharapkan dapat mendongkrak penyebaran rilisan Indonesia Maharddhika, sehingga bisa masuk ke kelompok-kelompok di luar komunitas progresif. Tapi yang pasti, keterlibatan grup musik sebanyak itu memberikan banyak ragam rupa progresif yang dieksplorasi dalam album Indonesia Maharddhika.

Ada yang terasa betul aroma pop-nya, seperti Haruskah Aku Berlari dari Cockpit dan Srikandi yang dimainkan Kadrijimmo dengan vokalis Once dan tambahan orkestra dari kelompok Prague Phillharmonic Orchestra arahan Addie M.S (baca: Addie MS Anggap Idris Sardi Guru yang Hebat). Ada jazz progresif seperti yang dimainkan Atmosfera lewat lagu Ragu/Sibincar Layo. Metal progresif juga mendapat tempat. Subgenre ini diwakili oleh In Memoriam, grup yang pertama kali masuk studio rekaman pada Mei 2012.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tak semua nomor dalam Indonesia Maharddhika bisa dibilang prima. Ada beberapa yang menonjol, tapi beberapa terdengar biasa saja. Lagu Discus berjudul The Machine, misalnya, tak segarang lagu-lagu mereka dalam album ...tot licht (2003). Atau lagu Cockpit yang progresifnya terasa kurang nendang untuk dijadikan lagu pembuka.

Ide album kompilasi yang berisi dua keping cakram ini, kata Kadri, digagas pada pertengahan 2012. Pengumpulan grup, pembuatan materi, serta penggalangan dana semuanya dilakukan selama dua tahun. Untuk mencari dana, Kadri cs membuka peluang bagi siapa pun untuk ikut urunan dengan menerapkan metode pendanaan massa (crowd funding).

Setiap orang boleh menyumbang dengan batas maksimum Rp 10 juta. Rupanya banyak yang mau terlibat, dari bankir, pengacara, hingga politikus. “Politikus yang menyumbang lintas partai,” kata Kadri. Dana yang digalang lumayan banyak hingga bisa menutupi seluruh biaya rekaman bahkan membiayai konser rilis perdana.

Penyusun cakram kompilasi ini tampaknya sengaja menaruh karya pamungkas di paling akhir. Karya kolaborasi Iwan Hasan, Rick Wakeman, Keenan Nasution, Marcell, dan Indra Lesmana (baca: Gaya Mini dan Boots Hitam Trie Utami) menginterpretasi ulang lagu Guruh Gipsy berjudul Indonesia Maharddhika ditempatkan di urutan terakhir. Adalah Iwan Hasan yang berjasa mengundang Rick Wakeman untuk ikut serta. Iwan, yang berkecimpung di Discus, kenal dengan Rick. “Ketika diminta terlibat, rupanya dia mau. Segera kami kirim materi ke Amerika. Bagian dia direkam terpisah,” kata Kadri.

Mengembalikan kembali kejayaan musik progresif sebagaimana era 1970-an jelas bukan perkara mudah. Keadaan di masa sekarang jauh berbeda dengan 44 tahun lalu. Kini, dengan akses informasi yang amat mudah, tak ada lagi genre yang mendominasi. Semua punya pendengar masing-masing. Walaupun sulit mengulang kejayaan itu, setidak-tidaknya album Indonesia Maharddhika berhasil mengumpulkan kembali musikus-musikus progresif lintas generasi bahkan lintas negara.

ANANDA BADUDU
 

Terpopuler

Topi Selfie ala Lady Gaga Seharga Rp 11 Juta

Menikah, Raffi Ahmad Tak Lupakan Eks Kekasih

Justin Bieber Inginkan Anak dari Selena Gomez

Pesan Ayah Miley Cyrus Soal Kegilaan Anaknya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara Melihat Receiptify Spotify untuk Mengetahui Musik yang Sering Diputar

1 hari lalu

Belakangan ini sedang tren orang-orang yang membagikan receiptify Spotify ke media sosial. Ini cara melihat receiptify Spotifnya. Foto: Canva
Cara Melihat Receiptify Spotify untuk Mengetahui Musik yang Sering Diputar

Belakangan ini sedang tren orang-orang yang membagikan receiptify Spotify ke media sosial. Ini cara melihat receiptify Spotifnya.


Cara Menambahkan Musik di Bio Instagram di Android dan iPhone

5 hari lalu

Instagram kembali mengeluarkan fitur baru. Kini Anda bisa menambahkan musik di bio Instagram yang bisa diputar. Berikut caranya. Foto: Canva
Cara Menambahkan Musik di Bio Instagram di Android dan iPhone

Instagram kembali mengeluarkan fitur baru. Kini Anda bisa menambahkan musik di bio Instagram yang bisa diputar. Berikut caranya.


Playlist AI ala Spotify, Bisa Menyuguhkan Lagu Sedih Hingga Musik Pengiring Pertarungan

13 hari lalu

Spotify. cbc.ca
Playlist AI ala Spotify, Bisa Menyuguhkan Lagu Sedih Hingga Musik Pengiring Pertarungan

Spotify mengembangkan fitur pembuatan playlist lagu berbasis kecerdasan buatan. Pengguna bisa memakai keyword unik untuk mencari musik favorit.


Mengenal Lizzo, Sempat Dianggap Pensiun sebagai Penyanyi dan Klarifikasi Ungkapannya

18 hari lalu

Lizzo. (Instagram/@lizzobeating)
Mengenal Lizzo, Sempat Dianggap Pensiun sebagai Penyanyi dan Klarifikasi Ungkapannya

Penyanyi Lizzo sempat menyatakan di Instagram dia ingin mengakhiri kariernya dalam industri musik


45 Tahun Adam Levine, Tangga Kesuksesan Pentolan Band Maroon 5

36 hari lalu

Penampilan Adam Levine di Super Bowl/USA Today
45 Tahun Adam Levine, Tangga Kesuksesan Pentolan Band Maroon 5

Adam Levine vokalis Maroon 5 yang juha Juri The Voice America hari ini berulang tahun ke-45. Ini karier bermusiknya dan tangga raih kesuksesan.


Berbuat Asusila dengan Modus Orkes Musik Sahur Keliling, Enam Orang Ditangkap di Makassar

37 hari lalu

Dua terduga pelaku asusila modus orkes musik keliling diperiksa tim penyidik Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Satreskrim di Kantor Polrestabes Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu, 16 Maret 2024. Foto: ANTARA.
Berbuat Asusila dengan Modus Orkes Musik Sahur Keliling, Enam Orang Ditangkap di Makassar

Polisi menangkap enam orang anggota orkes musik kelilng usai viral video perbuatan asusila dua personelnya


Bahaya Suara Keras di Pusat Kebugaran, Bisa Kehilangan Pendengaran

40 hari lalu

Ilustrasi senam aerobic. Dok. TEMPO/Nickmatulhuda
Bahaya Suara Keras di Pusat Kebugaran, Bisa Kehilangan Pendengaran

Pakar audiologi mengingatkan dampak suara keras pada pendengaran, baik musik maupun teriakan instruktur, di pusat kebugaran atau kelas senam.


Profil Promotor Musik Adrie Subono, Java Musikindo Akan Comeback?

41 hari lalu

Adrie Subono. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Profil Promotor Musik Adrie Subono, Java Musikindo Akan Comeback?

Adrie Subono adalah promotor musik yang berpengalaman menghadirkan konser penyanyi dalam dan luar negeri. Ia juga merupakan keponakan dari B.J. Habibie.


Jaafar Jackson Memerankan Sang Paman dalam Film Biopik Michael Jackson, Ini Profilnya

47 hari lalu

Penampilan Jaafar Jackson yang berperan sebagai Michael Jackson dalam film MIchael. Diabadikan oleh fotografer Kevin Mazur. Instagram.com/@antoinefuquaJaafar Jackson. Instagram.com/@antoinefuqua
Jaafar Jackson Memerankan Sang Paman dalam Film Biopik Michael Jackson, Ini Profilnya

Pemeran Michael Jackson dalam film biopik Michael akan diperankan keponakannya, Jaafar Jackson. Ini profil anak Jermaine Jackson itu.


Adobe Kenalkan Sistem Komposer Berbasis AI, Menerjemahkan Teks Menjadi Musik

48 hari lalu

Logo Adobe
Adobe Kenalkan Sistem Komposer Berbasis AI, Menerjemahkan Teks Menjadi Musik

Menyaingi penerjemahan teks menjadi gambar, Adobe memberikan teknologi AI yang bisa mengubah teks menjadi musik.