TEMPO.CO, Chennai - Pesawat luar angkasa India, Mangalyaan, semakin mendekati Mars dan diperkirakan mulai masuk orbit Mars pada 24 September 2014. Jika semua berjalan sesuai dengan rencana, India bakal menjadi negara pertama dari benua Asia yang berhasil mengirimkan wahana luar angkasanya ke Mars. (Baca: India Sukses Luncurkan Wahana ke Mars)
Koteswara Rao, Sekretaris Organisasi Riset Antariksa India (ISRO), mengatakan pesawat mereka sudah menempuh jarak sejauh 666 juta kilometer sejak diluncurkan dari pangkalan Sriharikota November tahun lalu. "Jika operasi ini berhasil, India menjadi negara pertama di dunia yang berhasil mengirim wahana antariksa ke orbit Mars pada usaha perdana sekaligus menjadi negara pertama dari Asia yang berhasil mencapai angkasa Mars," kata Rao seperti ditulis The Guardian, Senin, 15 September 2014. (Baca: Ilmuwan: Air Tak Mengalir di Mars)
Pesawat tak berawak seberat 1,3 ton itu direncanakan memasuki orbit Planet Merah setelah 10 bulan melaju di luar angkasa. Mangalyaan mengangkut lima instrumen penelitian seberat 15 kilogram. Wahana itu didesain untuk mengambil citra Mars dan mengeksplorasi komposisi atmosfer dan permukaan planet Mars. Mangalyaan juga bakal melakukan uji coba untuk mengetahui keberadaan metana dan mengukur rasio deuterium dan hidrogen untuk mencari indikasi adanya kehidupan di Mars.
Misi luar angkasa India itu tergolong sederhana jika dibandingkan dengan wahana Mars Atmosphere and Volatile Evolution (MAVEN) milik Badan Antariksa Amerika Serikat yang juga sedang dalam perjalanan menuju Mars. MAVEN dijadwalkan tiba di Mars tiga hari sebelum Mangalyaan, mengangkut delapan instrumen penelitian. Dia bakal menjadi wahana pertama yang mencari bukti bagaimana angin matahari mengikis atmosfer Mars.
Namun beban yang disandang Mangalyaan dan para operatornya bukanlah dari sisi sains, melainkan bagaimana mereka bisa mengatur posisi pesawat dengan aman di orbit Mars. Amitabha Ghosh, peneliti planet kelahiran India yang kini berkarier di Washington, DC, mengatakan misi Mangalyaan bakal menjadi pengesahan kemajuan perkembangan riset di India. "India masih dianggap sebagai tempat pekerjaan bisa disewakan, bukan karena keunggulan sains atau keahlian teknik, tapi karena keuntungan biaya," katanya.
Rao mengatakan seluruh mesin Mangalyaan bakal dihidupkan untuk mengatur ulang jalur penerbangan pada Ahad, 20 September 2014. Ini merupakan proses kritis bagi pesawat setelah "tidur" beberapa bulan. Ilmuwan di ISRO bakal memperlambat gerak pesawat yang saat ini melaju dengan kecepatan 22,2 kilometer per detik menjadi 2,14 meter per detik. Hal ini dilakukan supaya proses masuk ke orbit planet menjadi lebih lembut.
Meski baru pertama kali meluncurkan pesawat milik India, ISRO punya segudang pengalaman dengan misi luar angkasa dari negara lain. Lembaga itu sebelumnya sudah meluncurkan 35 satelit, antara lain milik Prancis, Jerman, Kanada, Israel, dan Singapura. Keberhasilan misi Mangalyaan dipercaya bisa mendongkrak bisnis industri luar angkasa India.
NATURE| TIMES OF INDIA | GUARDIAN | GABRIEL WAHYU TITIYOGA