TEMPO.CO , Jakarta: Ganja memang dapat menjadi obat penenang. Sebuah studi terhadap pemakaian ganja baru-baru ini menyatakan, orang dapat menjadikannya sebagai obat untuk mengatasi emosi negatif, seperti potensi gangguan mental dan mudah tersinggung.
Penelitian ini melibatkan 40 remaja dan dewasa yang mengisap ganja rata-rata 10 kali seminggu. Peserta diberi Personal Digital Assistant (PDA). Alat tersebut mendeteksi beberapa perasaan, seperti waspada, tertekan, marah, atau mudah tersinggung, dalam waktu yang acak. (Baca: Anak Cerdas Cenderung Konsumsi Narkoba Saat Dewasa)
“Hasilnya menunjukkan emosi negatif selama 24 jam sebelum mereka menggunakan ganja,” tulis tim peneliti dalam Journal Studies on Alchohol and Narcotics edisi September. Sebaliknya, tak ada penurunan perasaan positif sebelum mereka mengosumsi ganja.
Peneliti obat-obatan untuk remaja dan dewasa Boston’s Children Hospital, Lydia Shrier, berpendapat penggunaan ganja sebagai penurun emosi membuat pemakainya sulit melepas daun kering. Penelitian lain, kata dia, menyatakan pemakai yang ingin berhenti malah sering tersinggung dan cemas.
Perilaku inilah yang disebut Shrier sebagai lingkaran setan. “Orang akan merasa baik jika memakai ganja. Tapi, ketika dilepas, orang akan merasa buruk,” ujarnya seperti dikutip Livescience.com pada 16 September 2014. Untuk menghilangkan “lingkaran setan” itu, peneliti menyarankan para pemakai untuk mencari altenatif selain ganja untuk menenangkan diri.
AMRI MAHBUB