TEMPO.CO, Sidoarjo - Akibat teriknya sinar matahari musim kemarau, endapan lumpur Lapindo di kolam penampungan semakin mengering, termasuk di tiga titik yang beberapa waktu lalu sempat terancam luber. "Namun dampak musim kering untuk pengurangan endapan lumpur masih terbilang kecil," kata juru bicara Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), Dwinanto Hesty Prasetyo, Jumat, 19 September 2014.
Menurut Dwinanto, lumpur mengalir secara alami dan sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan kondisi alam. Tiga titik tanggul penahan lumpur yang sebelumnya sempat kritis yaitu titik 73 Desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin; titik 21 Desa Siring, Kecamatan Porong; dan titik 34 Desa Pajarakan, Kecamatan Jabon, kondisinya mulai berangsur-angsur aman. Padahal sebelumnya di tiga titik tersebut ketinggian lumpur cair sudah hampir setara dengan bibir tanggul. (Baca berita sebelumnya: Luberan Lumpur Lapindo Genangi 20 Rumah Warga)
Baca Juga:
Dwinanto menambahkan, aliran lumpur yang berasal dari pusat semburan saat ini mengalir ke tiga arah, yaitu selatan, barat, dan utara. Air lumpur yang mengarah ke sisi selatan dan barat terkumpul di pojok selatan, sehingga ketinggiannya hampir menyamai puncak tanggul.
Saat itu BPLS tidak bisa memperkuat kondisi tanggul karena dihalang-halangi warga Renokenongo yang ganti ruginya belum diberesi oleh PT Minarak Lapindo Jaya. "Secara logika, karena kami dilarang beraktivitas, maka air lumpur pasti akan semakin naik," katanya. (Baca juga: Warga Melunak, BPLS Mulai Perbaiki Tanggul Lumpur)
Pantauan Tempo, endapan lumpur di beberapa titik semakin mengering dan mulai retak-retak. Adapun di sisi utara yang sebelumnya juga mengkhawatirkan, debitnya mulai menurun meski tidak terlalu signifikan. Karena permukaan lumpur mengeras, masyarakat bisa melihat pusat semburan pada jarak sekitar 70-75 meter. Padahal sebelumnya petugas hanya memperbolehkan berdiri dari jarak sekitar 100 meter. (Baca juga: Warga Korban Lumpur Lapindo Gagal ke Jakarta)
MOHAMMAD SYARRAFAH
Terpopuler:
Jokowi Kaget Biaya Perjalanan Pemerintah Rp 30 T
Jadi Menteri Jokowi, Gerindra: Insya Allah, Kami Tolak
Beli Honda HR-V, Berapa Harganya?
Ring Satu Jokowi Ramai-ramai Ajukan Nama Menteri
Kalla: Tak Ada Jatah Menteri untuk Koalisi Merah Putih