Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penduduk Gunungkidul Bergantung Bantuan Air

Editor

Raihul Fadjri

image-gnews
Warga mencuci pakaian dari air galian tanah di waduk Ndondong kawasan Kecamatan Saptosar, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, Selasa (30/8). Selama tiga bulan hujan tidak turun mengakibatkan warga kesulitan air.(TEMPO/Tony Hartawan)
Warga mencuci pakaian dari air galian tanah di waduk Ndondong kawasan Kecamatan Saptosar, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, Selasa (30/8). Selama tiga bulan hujan tidak turun mengakibatkan warga kesulitan air.(TEMPO/Tony Hartawan)
Iklan

TEMPO.COYogyakarta - Hingga pertengahan September 2014 ini sekitar 100 ribu jiwa di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, masih mengandalkan bantuan pasokan air bersih dari pemerintah untuk menghadapi kemarau panjang.  

Penduduk yang mengalami krisis air tersebar di delapan kecamatan, mulai Girisibo, Rongkop, Panggang, Purwosari, Tepus, Nglipar, Ngawen, dan Semin. “Secara bergiliran kami masih mengirim lima truk tangki setiap hari untuk distribusi air ke wilayah itu, karena sumber air sudah benar-benar tak ada,” kata Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Gunungkidul Dwi Warna Nugraha kepada Tempo, Jumat, 19 September 2014. 

Pemerintah Gunungkidul sangat berharap, pihaknya bisa mendapat bantuan lebih rutin dari pemerintah DIY untuk dropping air lebih rutin sehingga frekuensi pengiriman air pada warga meningkat dan merata. Sebab dengan mengandalkan lima truk tangki yang dimiliki, dropping air itu akhirnya berjalan lebih lama. “Kami berharap satu truk tangki bisa fokus handle satu kecamatan, kalau ada bantuan tak perlu bergiliran terlalu lama,” kata Dwi.

Selama ini dalam droping air itu pemerintah Gunungkidul pun hanya bisa mengandalkan sumber air dari dua titik yang dianggap terdekat dengan lokasi kecamatan yang mengalami kekeringan. Pengambilan air untuk dropping itu satu lokasi dari Desa Karangrejek, Kecamatan Wonosari, yang memang airnya melimpah di banding 17 kecamatan lain di Gunungkidul, satu lagi sumber air dari kawasan Praci, Wonogiri, sebagai backup.

Dinas Sosial Kabupaten Gunungkidul mengalokasikan anggaran khusus mengatasi dampak kekeringan untuk tahun ini sebesar Rp 832 juta. Dari anggaran itu, sudah terpakai sekitar Rp 323 juta untuk suplai air. 

Pemerintah belum berencana menambah anggaran untuk dropping air itu karena kemarau tahun ini dinilai tak terlalu ekstrem. Karena ada penurunan permintaan jumlah air dari warga sekitar 40 persen dibanding tahun lalu. “Semoga anggaran masih cukup sampai musim hujan datang,” kata dia. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Yogyakarta merilis, musim kemarau tahun ini di wilayah selatan DIY termasuk Gunungkidul akan berlangsung sedikit lebih lama dibanding wilayah DIY sisi utara dan tengah. Molornya musim hujan itu diperkirakan sekitar dua sampai tiga dasarian (hitungan per sepuluh hari). “Tapi tidak akan sampai akhir November, paling lama awal November,” kata Staf Seksi Data dan Informasi BMKG Yogyakarta Indah Retno Wulan.

BMKG pun meminta warga kalangan petani di pesisir tak terburu-buru menanam tanaman yang membutuhkan banyak air seperti padi daripada menanggung resiko besar. “Sebaiknya menunggu hingga hujan benar-benar sudah turun secara rutin,” katanya.

PRIBADI WICAKSONO

Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK | Pilkada oleh DPRD | Jero Wacik | IIMS 2014



Berita terpopuler lainnya:
Jokowi Kaget Biaya Perjalanan Pemerintah Rp 30 T
5 Hal Berubah jika Skotlandia Lepas dari Inggris
Arkeolog Meragukan Usia Koin Gunung Padang
Beli Honda HR-V, Berapa Harganya?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

3 hari lalu

Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya (ke-3 dari kanan) meninjau Pantai Melasti di Badung, Bali, yang terpilih sebagai salah satu lokasi World Water Forum (WWF) ke-10 yang digelar pada 18-24 Mei 2024. (ANTARA/Ho- Pemprov Bali)
Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

Kominfo bertugas memastikan jaringan telekomunikasi di Forum Air Sedunia pada 18-25 Mei 2024 di Bali.


Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

8 hari lalu

National Aeronautics and Space Administrationcode (NASA) atau Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat menyoroti perubahan kawasan hutan di Kalimantan setelah adanya pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN. Foto : NASA
Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

Wilayah yang paling terdampak risiko kekeringan ekstrem, adalah Ibu Kota Negara atau Nusantara.


Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

13 hari lalu

Ilustrasi BMKG
Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.


Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

14 hari lalu

Foto aerial sejumlah petani memanen tanaman padi yang rusak setelah terendam banjir lebih dari sepuluh hari di Desa Cangkring B Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Jumat 23 Februari 2024. Menurut data yang dihimpun Posko Terpadu Penanganan Darurat Bencana Banjir Demak per Jumat 23 Februari pukul 12:00 WIB, banjir menggenangi 3.427 hektare lahan persawahan dan mengakibatkan 1.975 hektare tanaman padi puso atau gagal panen. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

Bencana akibat krisis iklim membuat 874 Ha sawah di Jawa Barat gagal panen pada musim tanam 2023/2024. Lahan tergerus banjir, kering, dan longsor.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

15 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

20 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

23 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Destinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan

25 hari lalu

Pulau Tenerife, Canary, Spanyol. Unsplash.com/Bastoan Pudill
Destinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan

Kepulauan Canary, khususnya Pulau Tenerife, di Spanyol menghadapi kekeringan parah yang semakin memburuk,


Selain Indonesia, Ini Daftar Negara Lain yang Masih Alami El Nino

27 hari lalu

Berbagai pihak menyebut fenomena El Nino masih akan berlanjut. Berikut ini daftar negara yang masih mengalami El Nino, selain Indonesia. Foto: Canva
Selain Indonesia, Ini Daftar Negara Lain yang Masih Alami El Nino

Berbagai pihak menyebut fenomena El Nino masih akan berlanjut. Berikut ini daftar negara yang masih mengalami El Nino, selain Indonesia.


Meski El Nino Melemah, Tren Bulan-bulan Terpanas Tak Patah di Januari 2024

48 hari lalu

Papan reklame digital menunjukkan suhu 115 derajat Fahrenheit atau sekitar 46 derajat Celcius, di pusat kota Phoenix, Arizona, AS, 17 Juli 2023. Panas ekstrem yang menghanguskan Phoenix mencetak rekor pada 18 Juli 2023, hari ke-19 berturut-turut dengan suhu mencapai setidaknya 110 derajat Fahrenheit (43 Celsius) di musim panas yang menyengat di sebagian besar dunia. Rob Schumacher/USA Today Network via REUTERS
Meski El Nino Melemah, Tren Bulan-bulan Terpanas Tak Patah di Januari 2024

Walau fenomena El Nino sudah melemah, peningkatan suhu permukaan laut global masih tercatat tinggi dan melampaui rekor global.