Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Galaksi Terkecil Dihuni Lubang Hitam Raksasa

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Black hole. Foto: sciencedaily.com
Black hole. Foto: sciencedaily.com
Iklan

TEMPO.CO, Utah - Sebuah galaksi terkecil yang dikenali manusia ternyata dihuni sebuah lubang hitam raksasa. Tim astronom dari Universitas Utah menemukan lubang hitam raksasa itu di sebuah galaksi mini yang dilabeli M60-UCD1. Ukuran lubang hitam di dalam galaksi itu setara dengan 21 juta kali massa matahari yang ada di tata surya manusia.

Anil Seth, pemimpin riset astronomi, mengatakan galaksi tersebut adalah obyek luar angkasa terkecil dan teringan yang memiliki lubang hitam dengan ukuran begitu besar. "Itu juga menjadi salah satu galaksi yang didominasi oleh lubang hitam," kata Seth seperti ditulis laman Universitas Utah, 17 September 2014. Hasil temuan Seth dan koleganya sudah dipublikasikan dalam jurnal Nature.

Para astronom memakai Gemini North, teleskop inframerah berdiameter delapan meter di Mauna Kea, Hawaii, untuk melacak M60-UCD1. Mereka juga menggunakan data foto dari teleskop luar angkasa Hubble. Galaksi kecil itu diperkirakan adalah sisa dari galaksi besar yang hancur saat bertabrakan dengan galaksi lain. Temuan mereka mengindikasikan ada banyak galaksi "mini" serupa yang dihuni lubang hitam berukuran raksasa.

Seth mengatakan para astronom tidak tahu bagaimana sebuah galaksi kecil bisa memuat lubang hitam raksasa. "Ada begitu banyak galaksi kecil serupa dan mereka mungkin memiliki lebih banyak lubang hitam raksasa di pusatnya ketimbang galaksi berukuran normal," kata asisten profesor bidang fisika dan astronomi itu.

Lubang hitam adalah bintang-bintang mati yang memiliki tarikan gravitasi luar biasa kuat sehingga cahaya pun tersedot. Lubang hitam raksasa biasanya berukuran minimal satu juta kali massa matahari. Obyek raksasa penyedot cahaya itu diperkirakan ada di pusat setiap galaksi.

Galaksi Bima Sakti sendiri memiliki lubang hitam di bagian pusatnya dengan ukuran 4 juta kali massa matahari. Meski tergolong lubang hitam raksasa, ukurannya cuma 0,01 persen dari massa Bima Sakti yang diperkirakan sekitar 50 miliar lebih besar dari matahari.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebagai perbandingan, lubang hitam raksasa di galaksi "mini" M60-UCD1 empat kali lipat dari yang ada di Bima Sakti. Namun proporsi ukuran lubang hitam itu mencapai 15 persen dari ukuran M60-UCD1 yang diperkirakan sekitar 140 juta kali massa matahari. "Itu luar biasa, karena Bima Sakti 500 kali lebih besar dan 1.000 kali lebih berat ketimbang galaksi M60-UCD1," kata Seth.

Menurut Seth, M60-UCD1 dulunya mungkin sebuah galaksi besar dengan 10 miliar bintang di dalamnya. Namun obyek itu bergerak terlalu dekat dengan galaksi yang lebih besar, M60, lalu ada bintang-bintang dan materi hitam di bagian luar galaksi terpencar dan menyatu dengan M60. "Kemungkinan itu terjadi sekitar 10 miliar tahun lalu, namun kami tak tahu waktu pastinya," ujar dia. M60 adalah salah satu galaksi raksasa yang dijuluki jagat raya lokal. M60 juga diketahui tengah menarik galaksi lain, NGC4647, yang ukurannya 25 kali lebih kecil.

NATURE | UNEWS | GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Topik terhangat:

Koalisi Jokowi-JK | Ahok dan Gerindra | Pilkada oleh DPRD | IIMS 2014

Berita terpopuler lainnya:
Pria Saudi Wajibkan iPhone 6 sebagai Mas Kawin 

Ilmuwan Buat Baterai Nuklir Berbahan Dasar Air 

Mayoritas Situs Internet Terinfeksi Virus

Cuma Orang Kaya yang Gabung ke Media Sosial Ini 

Wahana Luar Angkasa India Dekati Mars

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

39 hari lalu

Bangunan kubah ikonik di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. Tempat peneropongan bintang Observatorium Bosscha telah genap berusia 100 tahun pada tahun 2023 ini. TEMPO/Prima Mulia
Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

Minat pengunjung ke Observatorium Bosscha tergolong tinggi sejak kunjungan publik mulai dibuka kembali setelah masa pandemi.


Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

27 November 2023

Harijono Djojodihardjo menerima anugerah Nurtanio Award 2023 atas andilnya dalam memajukan iptek dan riset Indonesia, khususnya di bidang dirgantara. Dok: TEMPO/ANNISA FEBIOLA.
Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

Harijono Djojodihardjo, ahli penerbangan dan antariksa meraih anugerah Nurtanio Award 2023 dari BRIN.


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Membuka Jalan untuk Gibran

26 September 2023

Membuka Jalan untuk Gibran

Peluang Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden menguat.


Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

21 September 2023

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko di IEMS 2023. (Foto: TEMPO/Rafif Rahedian)
Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan teknologi keantariksaan sendiri telah dimanfaatkan dalam berbagai sektor pembangunan.


Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

27 April 2023

Ilustrasi luar angkasa
Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

Misi Explorer 11 NASA bertujuan mempelajari sinar gamma di luar angkasa.


Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

17 Januari 2023

Kapal Ulang-alik Atlantis meluncur ke luar angkasa untuk terakhir kalinya pada 8-7, 2011. Atlantis, salah satu pesawat ulang-alik milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat. REUTERS/Bill Ingalls/NASA/Handout
Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

Pada 1 Februari 2003, pesawat ulang-alik Columbia meledak saat memasuki atmosfer di atas Texas dan menewaskan ketujuh awak di dalamnya.


AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

9 Desember 2022

AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

China sedang membangun kemampuan yang menempatkan sebagian besar aset luar angkasa Amerika Serikat dalam risiko


BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

30 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada tahun 2022 memberikan penghargaan Nurtanio Pringgoadisuryo Memorial Lecture kepada Dr. Orbita Roswitiarti M.Sc yang memiliki rekam jejak di bidang penerbangan dan antariksa serta memberikan banyak manfaat yang berarti. (BRIN)
BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

Orbita merupakan peneliti ahli utama di bidang kepakaran, teknologi, dan aplikasi pengindraan jauh pada Pusat Riset Pengindraan Jauh BRIN.


Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

3 Agustus 2022

Messier 15 (NASA, ESA)
Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

Observatorium Bosscha membagikan berbagai fenomena antariksa yang terjadi di bulan Agustus.