TEMPO.CO, Bandung - Perangkat lunak untuk memantau tumpukan sampah menjadi kampiun di ajang Indonesia Information and Communication Technology Award (INAICTA) 2014 kategori Aplikasi Perguruan Tinggi. Aplikasi bernama Montrash itu buatan Tim Turangga dari Telkom University, Bandung.
Montrash, singkatan dari monitoring trash, merupakan sistem pemantauan tumpukan sampah di suatu lokasi. Perancangnya empat orang mahasiswa jurusan Sistem Komputer Fakultas Teknik Elektro Telkom University, Bandung, angkatan 2011-2013. Mereka adalah Restu Isjaka Purwandana, Raden Rogers, Shifa M.A, dan Yuniar Pristian Chandra. (Baca:Bandung Perlu Masterplan Pengelolaan Sampah)
Aplikasi tersebut berupa website dengan sejumlah fitur yang saat ini masih terus dikembangkan. Agar bisa memakainya, pengguna harus mendaftar dulu. Pendaftaran itu sekaligus untuk mencatat sebagian data diri pengguna. "Supaya laporan tumpukan sampahnya akurat dan terpercaya," kata Restu. (Baca:Di Bandung, Buang Sampah Sembrono Kena Rp 5 Juta)
Pantauan itu mengandalkan laporan tumpukan sampah dari pengguna aplikasi. Bentuk laporannya mudah saja, cukup berupa foto dari jepretan kamera telepon seluler pintar. Foto itu akan dikirimkan ke server, kemudian bisa diakses pemerintah daerah. "Di data foto itu ada koordinat lokasi dan waktu," ujar Raden.
Jika dianggap meragukan atau untuk meyakinkan, pejabat daerah bisa meminta petugas pembersih sampah untuk mengeceknya ke lokasi. Sebaliknya, jika laporan dipastikan benar, sistem selanjutnya akan menyebarkan informasi tumpukan sampah itu lewat pesan pendek ke petugas kebersihan di radius 1 kilometer dari titik tumpukan sampah. "Tujuannya supaya sampah diangkut atau dibersihkan," kata Raden.
Untuk menghindari manipulasi atau informasi palsu, foto hanya bisa diambil dan dikirim lewat aplikasi pada saat pelapor memotret. Aplikasi tak menyediakan fitur pengunduh untuk mencegah pengguna mengirim foto lama.
Menurut Restu, aplikasi itu mereka buat sejak Februari 2014 dan selesai pada Agustus. Ide berawal dari dosen pembimbing, Umar Ali Ahmad, yang meminta karya mereka berguna bagi masyarakat banyak.
Dari hasil survei dan pengamatan mereka di daerah sekitar kampus, seperti Dayeuh Kolot dan Baleendah serta beberapa tempat di Kota Bandung, tumpukan sampah di luar tempat pembuangan khusus masih terlihat di pinggir jalan dan perkampungan.
Mereka berharap Montrash bisa dipakai pemerintah daerah di Indonesia untuk memonitor tumpukan sampah. Aplikasi itu bisa dipakai masyarakat umum hingga pejabat dan petugas yang mengurusi sampah. Simak berita tekno lainnya di sini.
ANWAR SISWADI
Berita lain
Steve Jobs Larang Anaknya Pakai iPad
Emas Masa Lalu Diangkut dari Situs 'Kapal Emas'
Galaksi Terkecil Dihuni Lubang Hitam Raksasa
Ig Nobel, Penghargaan untuk Penggiat Sains yang Jenaka
Xiaomi Dirayu Agar Jual Produknya Lewat Retail