TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Operasional Pertamina EP Cepu Ricardo Yudantoro mengatakan penyelesaian fabrikasi menara tambat sebagai bagian dari proyek EPC-3 Lapangan Banyu Urip diharapkan dapat mendorong penyelesaian rangkaian proyek EPC lainnya. Dengan begitu, produksi dari Lapangan Banyu Urip bisa segera maksimal mencapai 165 ribu barel per hari.
"Dengan fasilitas sementara yang ada sekarang, produksi Lapangan Banyu Urip baru 30 ribu barel per hari," kata Ricardo dalam Peresmian Menara Tambat Proyek Lapangan Banyu Urip di Cilegon, Jumat, 19 September 2014.
Menurut Ricardo, menara tambat ini nantinya akan dibawa ke lepas pantai Tuban. Rencananya, pemberangkatan menara tambat akan dilaksanakan pada Senin pekan depan dan diperkirakan sampai sepekan setelahnya. "Lalu, disusul dengan pelayaran FSO dari Singapura yang juga akan dilepas di Pantai Tuban sehingga bisa disambung dengan menara tambat," ujarnya.
Deputi Pengendalian Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas Muliawan menuturkan penyelesaian menara tambat ini akan mendukung peningkatan produksi dari Lapangan Banyu Urip. Lapangan ini akan menjadi tulang punggung pencapaian target produksi minyak dalam RAPBN 2015 sebesar 900 ribu barel.
"Proyek pengembangan Lapangan Banyu Urip penting bagi sektor hulu migas, sehingga diharapkan semua pihak bisa mendukung," kata Muliawan dalam sambutannya.
Menara tambat ini adalah bagian dari EPC 3 Proyek Banyu Urip. Pengerjaannya dilakukan secara konsorsium oleh PT Rekayasa Industri bermitra dengan Likpin, LLC. Adapun struktur menara tambat dilakukan di Yard milik PT Bakrie Construction di Sumuranja, Puloampel, Serang, Banten.
AYU PRIMA SANDI
Berita Terpopuler
Jokowi Kaget Biaya Perjalanan Pemerintah Rp 30 T
Ring Satu Jokowi Ramai-ramai Ajukan Nama Menteri
Pemerintah SBY Akan Sahkan 20 Daerah Otonomi Baru
Emas Masa Lalu Diangkut dari Situs 'Kapal Emas'
Chatib Diperkirakan Bertahan dalam Kabinet Jokowi
Timnas U-23 Nantikan Laga Bergengsi