TEMPO.CO , Jakarta:Angka penjualan mobil diperkirakan akan turun menjelang akhir tahun ini. Direktur Pemasaran dan Purna Jual PT Honda Prospect Motor Jonfis Fandy mengatakan ada sejumlah faktor yang membuat penjualan mobil lesu. (Baca : Mercy Buatan Indonesia, Harga Rp 2 Miliar)
Salah satu faktor yang bisa menghambat laju penjualan mobil adalah kenaikan pajak progresif pada Oktober. Faktor lain adalah melemahnya kurs rupiah dan turunnya tren pertumbuhan ekonomi di negara berkembang akibat rencana kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat. Jonfis juga menyebutkan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menjelang akhir tahun dikhawatirkan bisa mempengaruhi daya beli masyarakat. (Baca : Mazda Resmikan Dealer Ke-3 di Tangerang) .
Data Gabungan Industri Kendaraan Indonesia (Gaikindo) menyebutkan, penjualan mobil pada Januari-Agustus tahun ini mencapai 830.398 unit. Angka ini bertumbuh 4,8 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Tren pertumbuhan ini menurun jika dibandingkan dengan periode Januari-Agustus 2012-2013, yang mencapai 10,9 persen.
Sekretaris Umum Gaikindo Noegardjito mengatakan target penjualan akhir tahun ini dipatok 1,25 juta unit atau hanya tumbuh 2,4 persen dibanding 2013 yang sebanyak 1,22 juta unit. Padahal, pada 2012-2013, pasar kendaraan roda empat mampu tumbuh 10,1 persen, dari 1,11 juta menjadi 1,22 juta unit.
Menurut dia, revisi pertumbuhan ekonomi Bank Indonesia dari 5,5-5,9 persen menjadi 5,1-5,5 persen pada Mei lalu memperlambat laju pasar kendaraan. ”Penjualan mobil berkaitan dengan inflasi dan bunga bank,” kata Noegardjito kepada Tempo.
FERY FIRMANSYAH | AMIR TEJO
Berita Terpopuler
Jokowi Kaget Biaya Perjalanan Pemerintah Rp 30 T
Jadi Menteri Jokowi, Gerindra: Insya Allah, Kami Tolak
Beli Honda HR-V, Berapa Harganya?
Ring Satu Jokowi Ramai-ramai Ajukan Nama Menteri
Kalla: Tak Ada Jatah Menteri untuk Koalisi Merah Putih