TEMPO.CO, Jakarta - Taman Margasatwa Ragunan (TMR) mencapai usia 150 tahun. Momen itu menjadi langkah awal bagi pengelola TMR untuk menjadikan tempat konservasi tersebut sebagai kebun binatang berkelas internasional.
Kepala Badan Layanan Umum Daerah Taman Margasatwa Ragunan Marsawitri Gumay mengatakan, untuk mencapai cita-cita tersebut, pihaknya akan membuat rencana induk pembangunan TMR. "Tahun ini kami buat master plan-nya. Lima tahun depan semoga bisa tercapai," kata Wiwit, sapaan Marsawitri, di kantornya, Sabtu, 20 September 2014.
Rencana induk tersebut, kata Wiwit, akan memuat rancangan pembangunan TMR ke depan. "Margasatwa ini akan dibuat seperti apa," katanya. Wiwit sendiri berencana membuat TMR berbeda dengan taman margasatwa lain. "Dibuat tematik. Misalnya tema Sumatera Utara di kandang apa," katanya.(Baca: Hari Ini Ragunan Ultah ke-150, Ada Penghuni Baru)
Karena itu, dalam waktu dekat, Wiwit akan merombak kandang-kandang satwa di Ragunan. "Sebab kandang di sini sudah kandang model lama semua," katanya. Dia pun ingin kandang-kandang dibuat terpisah. "Untuk tidur dan bermain satwa bisa dibedakan."
Untuk mencapai kelas internasional, Wiwit menuturkan, TMR harus bisa menjadi tempat konservasi. "Hasil konservasi bisa kita kirim ke luar dan ditukar dengan satwa kebun binatang lain di dunia," katanya.
Senada dengan Wiwit, Ketua Dewan Pengawas TMR Hashim Djojohadikusumo mengatakan pihaknya ingin TMR bisa menjadi taman margasatwa yang mampu bersaing dengan taman margasatwa lain di dunia. "Kita ini punya aset yang luar biasa. Kita harus melebihi kebun binatang di Singapura sana," katanya.
Untuk itu, Hashim menyarankan TMR membuat fasilitas baru berupa safari malam, sehingga semakin diminati. Dia pun meminta pemerintah DKI memberikan bantuan lebih besar bagi aset berharga ini.
NINIS CHAIRUNNISA
Berita Terpopuler
Diduga Nikmati Dana Suami, Eddies Adelia Dipenjara
Udar Berdalih Bus Karatan Tidak Merugikan Negara
Tiap Hari 18 Pejalan Kaki Tewas
Kasus Transjakarta, Kejaksaan Belum Butuh Jokowi