TEMPO.CO, Poso - Kepolisian Resor Poso membenarkan pembunuh petani di Poso pada Kamis malam, 18 September 2014, adalah kelompok garis keras dari Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso Abu Wardah.
“Dari penyelidikan, bukti-bukti, serta keterangan saksi-saksi yang ada, pelakunya mengarah ke kelompok tersebut,” kata Kepala Kepolisian Resor Poso Ajun Komisaris Besar Susnadi kepada Tempo saat dihubungi di rumah jabatannya di Poso, Minggu, 21 September 2014. (Baca juga: Kelompok Tak Dikenal Bunuh Petani di Poso)
M. Fadli, 50 tahun, dibunuh secara sadis dengan digorok di depan rumahnya di Desa Taunca Padalembara, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Mujahidin Indonesia Timur menyatakan bertanggung jawab atas pembunuhan itu. Pengakuan tersebut disampaikan secara resmi oleh Mujahidin Indonesia Timur dalam rilis yang dimuat pada laman Arrahmah.com pada Jumat, 19 September 2014. (Baca juga: Bantu Densus Alasan MIT Membunuh Petani di Poso)
"Dengan ini kami menyatakan bahwa berita di atas (pembunuhan warga Poso dengan digorok-red) adalah benar. Dan kami Mujahidin Indonesia Timur bertanggung jawab akan hal ini," bunyi rilis tersebut.
Mujahidin Indonesia Timur menjelaskan pembunuhan terhadap Fadli, warga Desa Padang Lembara, disebabkan perbuatan petani itu yang memberikan informasi kepada Densus 88, sehingga dua anggota Mujahidin Indonesia Timur tewas.
Susnadi membantah M. Fadli adalah seorang petani yang dipergunakan polisi maupun Densus sebagai corong informasi atau mata-mata di wilayah tersebut. “Itu tidak benar. Kami tidak mau korbankan masyarakat hanya untuk itu. Pola intelijen kami tidak mungkin seperti itu,” katanya.
AMAR BURASE
Berita lain:
Ketua Umum PDIP Hanya Untuk Trah Soekarno
Kisah Program Polwan Cantik Jadi Pembawa Acara
Ahok Ingin Asian Games Jakarta Lebih Wah dari Cina