TEMPO.CO , Bima:Detasemen khusus 88 antiteror Mabes Polri menembak, Nurdin, 26 tahun, terduga teroris di Desa Oo Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat pada Sabtu, 20 September 2014.
Nurdin adalah alumnus Pondok pesantren Umar Bin Khatab di Desa Sanolo, Kabupaten Bima. Polisi juga menangkap empat terduga teroris di Dusun Pali, Desa Punti serta di Doro Monta Desa Sowa dan di Desa Sai Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima. Ia ditangkap bersama empat orang lainnya.
Kempat terduga teroris itu adalah Gunawan (31), Juwaid (30) , Suhaeri(31), dan Cahya Laeli, 19 tahun ( perempuan). Sedangkan Nurdin yang ditembak di Dompu dan dikabarkan tewas adalah adik kandung Firdaus, pengajar di Pondok Pesantren Umar bin Khatab. Firdaus tewas akibat terkena bom di komplek UBK pada Juli 2011 lalu.
Kepala Desa Sai Arifin membenarkan terjadi penangkapan warganya oleh polisi. Namun belum bisa memberikan keterangan berkaitan dengan kasus apa. "Iya, memang benar ada warga saya ditangkap," kata Sai Arifin.
Menurut Informasi TEMPO di Desa Sai, warga tidak mencurigai ada aktivitas atau kegiatan terorisme. Terduga teroris yang ditangkap adalah sehari-hari berprofesi sebagai penjual ayam potong dan penjual roti keliling.
Salah satu yang ditangkap bernama Suhaeri sudah dicurigai warga sejak Jumat , 19 September 2014. Ia diketahui berasal dari Padang, Sumatera Barat. Adapun Gunawan adalah warga Kelurahan Sadia, Kota Bima, tapi memiliki istri asal Desa Sai.
Polisi melakukan penelusuran dan pengintaian terhadap tersangka sudah sejak seminggu lalu. Pada Sabtu sore sekitar pukul 15.30 WIB mereka disergap Densus 88. Mereka sempat berusaha lari, namun bisa diringkus.(Baca:Densus 88 Tangkap Lima Terduga Teroris di Bima)
Suhaeri dtangkap di Doro Monta, Desa Sowa, Kecamatan Soromandi, Gunawan ditangkap di Pelabuhan Sarita. Juwaid ditangkap di Desa Sai, sedangkan Cahya Laeli ditangkap di Dusun Pali Desa Punti. "Ketika ditangkap mereka tak melawan," kata seorang warga Syarif.
Ia bersyukur karena ketika penangkapan tidak ada baku tembak antara polisi dengan tersangka. Setelah mereka keempat ditangkap, kemudian dilanjutkan penggerebekannya ke rumah tersangka Nurdin di Desa Oo, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu. Namun Aparat Densus 88 tidak langsung memasuki rumah karena dikhawatirkan ada perlawanan dari dalam.
Setelah diterobos dari dalam rumah, polisi mendapatkan perlawan dan terjadilah penembakan. "Saya tidak tahu persis, yang jelas Nurdin meninggal,"kata Syarif.
Tim Densus 88 selanjutnya membawa kelima tersangka ke Mabes Polri untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
AKHYAR M NUR
Baca juga:
Berkah Hujan, Mutu Udara Sumatera Barat Membaik
Densus 88 Tangkap Lima Terduga Teroris di Bima
Kapolsek di Mojokerto Diduga Lecehkan Petugas SPBU
Perempuan ini Letakkan Sesajen di Pintu Gedung KPK