TEMPO.CO , Jakarta: Ketua Dewan Pengawas Taman Margasatwa Ragunan Hashim Djojohadikusumo menginginkan agar TMR bisa memiliki wahana Safari Night. Hal ini agar TMR bisa bersaing dengan taman margasatwa lain di dunia.
"Singapura kan terkenal dengan Safari Night-nya. Kita juga harus bisa bikin itu," kata dia di Taman Margasatwa Ragunan Sabtu 20 September 2014. Bahkan, sangat memungkinkan untuk melebihi Singapura mengingat kekayaan spesies yang dimiliki oleh Indonesia. "Kita itu punya keunggulan punya ratusan spesies satwa dan pohon."
Terkait hal tersebut, Kepala Badan Layanan Umum Daerah Taman Margasatwa Ragunan Marsawitri Gumay pun sepakat dengan rencana tersebut. "Itu sedang kami siapkan. Mudah-mudahan 2-3 tahun lagi," kata dia.(Baca : Taman Margasatwa Ragunan Ingin Bertaraf Internasional)
Dia menyebutkan, saat ini TMR memiliki tak kurang dari 1.951 ekor satwa yang dirawat dan terdiri dari 220 spesies. Selain itu, terdapat sebanyak 19.229 jenis flora. Luas TMR sendiri mencapai 140 hektar.
Dengan kondisinya tersebut, menurut Wiwit, TMR menjadi salah satu kawasan margasatwa terluas kedua di dunia dan menjadi yang pertama dari segi populasinya. TMR pun tercatat sebagai taman margasatwa tertua ketiga di dunia dengan usianya yang sekarang mencapai 150 tahun.
Untuk diketahui, TMR pertama kali dibangun tahun 1864 di lahan seluas 10 hektar di Jalan Cikini Raya Nomor 73 Jakarta Pusat oleh pelukis kenamaan Raden Saleh. Namun, pada tahun 1964, Kebun Binatang Cikini dipindahkan ke Ragunan, karena dipandang sudah tidak sesuai lagi untuk peragaan satwa. Kebun Binatang Ragunan pun dibuka secara resmi oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada tahun 1966.
NINIS CHAIRUNNISA
Berita Terpopuler
Udar Berdalih Bus Karatan Tidak Merugikan Negara
Tiap Hari 18 Pejalan Kaki Tewas
Kasus Transjakarta, Kejaksaan Belum Butuh Jokowi
Puslabfor Bakal Selidiki Kebakaran di Gudang ESDM