TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Panitia Konferensi Nasional Reforma Agraria untuk Mewujudkan Kemandirian Bangsa Usep Setiawan mengatakan permasalahan agraria bukan permasalahan ringan. "Selama ini ketidakadilan sering terjadi dalam agraria," kata Usep di Wisma Antara, Jakarta, Senin, 22 September 2014. (Baca: Jokowi Diminta Bentuk Lembaga Solusi Agraria)
Menurut Asep, selama sepuluh tahun pemerintahan Soesilo Bambang Yudhoyono, permasalahan seputar konflik agraria tidak banyak selesai. "Bahkan bertambah banyak." (Baca: Petani di Pati Dilatih Soal Keasaman Tanah)
Karena alasan tersebut, organisasi tani mengadakan konferensi reformasi agraria untuk membahas persoalan tersebut. "Selain itu menjadi salah satu agenda kami untuk transisi pemerintahan yang baru."
Melalui transisi pemerintahan yang baru, diharapkan Joko Widodo-Jusuf Kalla dapat menyelesaikan persoalan agraria. "Apalagi dalam visi dan misi Jokowi juga ada tentang ketahanan pangan yang terkait dengan agraria." (Baca: Sawah Mengering, Petani Beralih Jadi Kuli Bangunan)
Konferensi nasional ini secara umum diadakan untuk merespon dua hal. Pertama, konsolidasi para petani atau pejuang agraria untuk tetap memperjuangkan hak-hak mereka.
"Biar semakin kuat untuk berjuang." Kedua, adalah ingin menyumbangkan pemikiran kepada pemerintahan baru sehingga benar-benar dapat mewujudkan impian rakyat tentang reformasi agraria. "Menyumbangkan pemikiran yang konkret dan langsung direalisasikan."
ODELIA SINAGA
Berita Terpopuler
Fahri Hamzah: Jokowi Kayak Enggak Pede
PKS: Pilkada oleh DPRD Usulan SBY
Menteri Agama Tak Setuju Perubahan Nama
Jokowi Pastikan Ubah APBN 2015