TEMPO.CO, New York - Dengan kepala tegak yang tinggi dan cangkang yang besar, satu kura-kura rakasasa seperti bangga berada di kotak penyimpanannya di American Museum of Natural History (AMNH), New York, Amerika Serikat. Reptil itu memang dengan susah-payah "dihidupkan" kembali dari kematiannya.
Makhluk pameran tersebut tak lain adalah Lonesome George, yang dikenal sebagai salah satu makhluk langka di dunia. George menjadi kura-kura terakhir yang hidup di Pulau Pinta di Kepulauan Galapagos. Ia mati pada Juni 2012 dalam usia 100 tahun. (Baca juga: Kura-kura Galapagos Ini Bakal Hidup Kembali)
Selama dua tahun terakhir, beberapa ahli taksidermi atau pengawetan spesimen hewan bekerja dengan para ilmuwan di AMNH untuk menghadirkan kembali George. Tim tersebut pun membuat karya yang mengesankan. George kembali "hidup" dan dipamerkan di AMNH dari 19 September 2014 hingga 4 Januari 2015.
"Menambahkan warna mata kanan adalah upaya yang paling rumit," ujar Christoper Raxworthy, kurator AMNH bidang herpetologi, seperti dikutip Livescience.com, Senin, 22 September 2014. Alasannya, meskipun George disebut sebagai kura-kura terbaik yang pernah hidup, tak sekali pun peneliti pernah mengetahui persis warna matanya.
Rekonstruksi tubuh George sangat sempurna. Bahkan, kata Raxworthy, tiruan noda hijau tak luput ditambahkan, untuk menggambarkan sisa makanan di leher George saat kura-kura darat itu menikmati makanan terakhirnya. (Baca juga: Kura-kura pun Bisa Tebak Skor Piala Dunia)
Raxworthy mengatakan upaya "menghidupkan kembali" George bertujuan menyampaikan pesan agar manusia melestarikan spesies yang terancam punah. "Sebagai pengingat dan peringatan bahwa ada sesuatu yang harus dilindungi," katanya.
Kepala Peneliti Pusat Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Konservasi AMNH, Eleanor Sterling, berpendapat, kisah George dapat dijadikan diskusi luas untuk mendukung upaya konservasi, baik itu di Galapagos maupun daerah lainnya. "Kami memiliki tanggung jawab untuk itu sebagai pengurus lingkungan," ujarnya.
Setelah tinggal singkat di New York, Lonesome George akan kembali ke Pusat Penelitian Charles Darwin di Galapagos, yang telah menjadi rumahnya selama 40 tahun.
AMRI MAHBUB
Berita Lainnya:
Prabowo Klaim Gerindra Kalah karena Kurang Duit
Tidak Jadi Menteri, Abraham Siap Maju Pilpres 2019
Asian Games 2018, Ahok: Jokowi Jadi Sukarno Kedua