TEMPO.CO, Kairo - Sebuah bom meledak di dekat kantor Kementerian Luar Negeri Mesir. Berdasarkan laporan dari Kementerian Luar Negeri Mesir, dalam peristiwa itu dua orang dari tiga korban tewas adalah seorang saksi kasus mantan Presiden Mesir Mohammed Mursi.
Dikutip dari Reuters, 21 September 2014, ledakan bom tersebut merupakan serangan paling baru yang diduga ditujukan kepada pemerintah Mesir yang pro dengan Amerika Serikat. Satu korban tewas, Letnan Kolonel Mohammed Mahmoud Abu Sareeaa, adalah saksi kunci dari proses hukum yang tengah dilakukan pengadilan Mesir terhadap Mursi. (Baca:Pemimpin Ikhwanul Muslimin Dibui Seumur Hidup)
Ajnad Misr, kelompok milisi Islam, mengaku bertanggung jawab terhadap ledakan bom tersebut. Pernyataan ini muncul dalam akun Twitter milik kelompok Islam Ajnad Misr.
“Operasi terbaru ini memperlihatkan bahwa kita bisa menembus Kementerian Luar Negeri, membunuh petugas Badan Keamanan Kriminal, dan membuat mereka merasakan apa yang telah mereka perbuat terhadap muslim,” demikian disebutkan dalam Twitter Ajnad Misr. (Baca:Pengadilan Mesir Hukum Mati 12 Pendukung Mursi)
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, yang menjatuhkan Mursi dari kursi presidennya pada 2012, dihadapkan pada ancaman keamanan dari kelompok militan Islam. Saat ini pemerintahan al-Sisi telah menganggap Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris.
REUTERS | VIQIANSAH DENNIS
Baca juga:
Akhirnya, Hasil Pemilu Afganistan Diumumkan
Biaya Parkir di DKI Lebih Murah Dibanding di AS dan Eropa
Ditemukan Kerangka Sejoli Berusia 700 Tahun
Jual-Beli Hewan Kurban Dilarang di Tanah Abang