TEMPO.CO, Jakarta - Ayah Ade Sara, Suroto, tak berhenti menangis saat menceritakan kembali hari kala anaknya meninggal di depan hakim. Suroto, yang menjadi saksi dalam persidangan, menyatakan bahwa ia sempat tak mengenali jenazah anaknya saat ditunjukkan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
"Saya sempat tak mengenali. Wajahnya menghitam, matanya hampir keluar, dan lidahnya menjulur," kata dia sambil terisak saat memberikan kesaksian di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu, 23 September 2014.
"Tapi setelah melihat tangannya yang lentik dan bintik-bintik di kaki kirinya, baru saya yakin. Ini anak saya satu-satunya, Ade Sara," kata dia. (Baca:Pembunuh Ade Sara Terancam Penjara Seumur Hidup)
Suroto mengaku baru mengetahui keberadaan anaknya pada Rabu, 3 Maret 2014 setelah Sara menghilang sejak Senin, dua hari sebelumnya. Pada Rabu siang sekitar pukul 11.00, dua orang polisi datang ke rumah dan memberitahukan bahwa anaknya ditemukan di pinggir jalan tol dalam keadaan tak bernyawa.
Tak tahan mendengar hal itu dari polisi, Suroto izin ke belakang untuk menangis. Ia lalu menelepon istrinya, Elizabeth, dan memberitahukan kabar itu.
Kemudian Suroto menjemput istrinya, Elizabeth, di tempat kerja. Bersama polisi, mereka mendatangi tempat jenazah Sara divisum, yaitu di RSCM. "Kami berdua datang untuk mengenali jenazah, tapi istri saya tidak sanggup masuk ke kamar mayat," kata dia.
Hingga saat ini sidang kasus pembunuhan Ade Sara masih berlangsung. Agenda sidang adalah mendengarkan keterangan saksi yang terdiri dari lima orang, antara lain kedua orang tua Ade Sara, Nadya (teman Sara), serta Galan dan Perdana Ahmad (teman terdakwa).
INDRI MAULIDAR
Berita Terpopuler
Korupsi Kapal, Kejaksaan Geledah Kantor Dishub DKI
700 Ribu Warga Bogor Belum Terima e-KTP
Masyarakat Jakarta Masih Remehkan Puskesmas
Jokowi Blusukan ke Sekolah, Siswa Histeris