TEMPO.CO, Jakarta - Dua lifter senior Indonesia, Triyato dan Sinta Darmariani, tidak bisa memenuhi harapan menambah pundi-pundi medali untuk kontingen Merah Putih di Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan.
Dalam pertandingan hari ini, 23 September 2014, Triyatno yang turun di kelas 77 kilogram hanya bisa menduduki peringkat ketujuh dari delapan peserta. Peraih perak Olimpiade yang baru sembuh dari cedera ini hanya mampu melakukan angkatan snatch 145 kilogram dan clean and jerk 176 kilogram. Total angkatannya 321 kilogram.
Angkatan total yang berhasil dicatat Triyatno jauh lebih kecil dibanding torehan peraih emas, Lyu Xiaojun (Cina), yakni 375 kilogram; peraih perak, Kim Kwang-song (Korea Utara) 363 kilogram; dan peraih perunggu, Chatuphum Chinnawong (Thailand) 353 kilogram.
Lifter putri, Sinta Darmariani, yang tampil di kelas 63 kilogram, hari ini, 23 September 2014, juga tidak bisa berbicara banyak. Peraih medali perak di Asian Games 2010 itu hanya mampu mencatat angkatan snatch 92 kilogram dan clean and jerk 115 kilogram. Total angkatannya 207 kilogram. Dengan hasil tersebut, ia hanya bisa menduduki peringkat keenam.
Di kelas 63 kilogram, terdapat lifter asal Taiwan, Lin Tzu Chi, yang sangat kuat. Dalam pertandingan hari ini, Lin Tzu Chi berhasil melakukan angkatan snatch 116 kilogram sekaligus memecahkan rekor Asian Games. Dia bahkan memecahkan rekor dunia dengan angkatan clean and jerk 145 kilogram dan angkatan total 261 kilogram. Peraih perak, Deng Wei (Cina), mencatat total angkatan 259 kilogram, sedangkan peraih perunggu, Jo Pok-hyang (Korea Utara) 247 kilogram.
Manajer tim angkat besi, Alamsyah Wijaya, melihat hasil angkatan Triyatno dan Sinta sudah maksimal, bahkan lebih dari catatan dalam latihan. "Saya melihat hasil yang dicatat itu sudah yang terbaik," kata Alamsyah saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa malam, 23 September 2014.
Triyatno dan Sinta kali ini tidak turun di nomor yang sama dengan saat mereka tampil di Asian Games 2010. Ketika itu, Triyatno yang turun di kelas 69 kilogram menyumbang perunggu dan Sinta yang turun di kelas 69 kilogram menyumbang perak. Walaupun hasil mereka kali ini tidak sebagus empat tahun lalu, Alamsyah memaklumi. Terlebih lagi, lanjut Alamsyah, Triyatno baru saja pulih dari cedera. "Kami tidak tega memberinya program latihan yang berat dan harus menurunkan berat badan," ujarnya.
Kedua lifter senior yang tampil paling akhir itu sebenarnya menjadi harapan terakhir Indoneisa untuk menambah medali dari cabang angkat besi. Tapi harapan itu tidak terwujud. Dengan demikian, cabang angkat besi yang menurunkan 10 lifter hanya bisa menyumbang satu perak dan satu perunggu. Medali perak disumbang Sri Wahyuni Agustiani dari kelas 48 kilogram. Medali perunggu didapat dari Eko Yuli Irawan yang turun di kelas 62 kilogram.
Dibandingkan dengan saat Asian Games 2010, sumbangan dari cabang angkat besi lebih sedikit. Dalam pesta olahraga multicabang itu empat tahun lalu, tim angkat besi menyumbang satu perak dari Sinta Darmariani dan tiga perunggu masing-masing dari Triyatno, Eko Yuli Irawan, dan Jadi Setiadi.
RINA WIDIASTUTI
Berita terkait
Asian Games, Larasati Sumbang Medali Perunggu
Lifter Taiwan Pecahkan Dua Rekor Dunia
Tim Voli Pantai Indonesia 1 Lolos 16 Besar