TEMPO.CO, Pekanbaru - Kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan kembali menyelimuti Riau. Setelah sempat hilang diguyur hujan tiga hari lalu, asap kembali muncul sejak kemarin. Jarak pandang di Pekanbaru terbatas hingga 3.000 meter tertutup asap. Namun belum mengganggu aktivitas warga. (Baca juga: Sumatera Barat Darurat Asap)
Analis dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisik Stasiun Pekanbaru, Agus Widodo, mengatakan hujan ringan yang mengguyur Sumatera dan Riau tiga hari kemarin justru membuat asap semakin pekat. Sebab, kata dia, hujan dalam intensitas ringan hingga sedang belum mampu memadamkan titik api. Walhasil, lahan gambut yang diguyur hujan tidak padam dengan sempurna, membuat asap semakin mengepul. "Gambut yang tidak padam diguyur hujan menimbulkan asap," kata Agus, Rabu, 24 September 2014.
Menurut Agus, asap di Riau lebih dominan kiriman dari Sumatera Selatan, sebab di daerah itu hingga kini masih banyak terpantau titik api. Berdasarkan pantauan satelit Tera dan Aqua pukul 07.00 WIB pagi tadi, 24 September 2014, titik api di Sumatera berjumlah 191. (Baca juga: Sumatera Selatan Siaga Darurat Asap 10 Hari)
Titik paling banyak ada di Sumatera Selatan dengan jumlah 171, disusul Bangka Belitung (11 titik api) dan Jambi (3 titik api). Sedangkan di Riau ditemukan enam titik api yang tersebar di Pelalawan (lima titik api) dan Indragiri Hilir (satu titik api).
Agus mengatakan pergerakan angin yang membawa asap dari selatan hingga utara Pulau Sumatera berdampak di Riau. "Asap di Riau semakin pekat ditambah asap dari Sumatera Selatan dan Jambi itu," ujarnya.
Hujan ringan mengguyur Riau dua hari kemarin sempat membuat kabut asap menghilang. Namun asap kembali muncul di sejumlah wilayah sehingga mengganggu jarak pandang, seperti Rengat, yang jarak pandangnya 3 kilometer, Dumai (4 km), Pelalawan (1 Km).
RIYAN NOFITRA
Berita lain:
Pembuat Faktur Pajak Palsu Ditangkap
Bantu TNI, Tahir: Tak Ada Makan Siang Gratis
Rincian Anggaran Rapat Kementerian Rp 18 Triliun