Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Seni Lukis Indonesia Masih Kuat di Asia Tenggara  

image-gnews
Lukisan Potret Diri karya Affandi. Dok. TEMPO/ Anizar M Jasmine
Lukisan Potret Diri karya Affandi. Dok. TEMPO/ Anizar M Jasmine
Iklan

TEMPO.CO, Yogkarta - Deborah Iskandar, mantan petinggi lelang Christie's dan Sotheby's, menilai pasar seni di Asia tengah menggeliat. Pengoleksi lukisan selama 25 tahun sebelum pindah ke Indonesia ini berpendapat, "Banyak orang tertarik pada benda seni, tapi tidak tahu harus mulai dari mana untuk mengoleksinya." (Baca: Merasa Kurang Diperhatikan, Pelukis Tunadaksa Demo

Pekan lalu, perempuan kelahiran Alabama, Amerika Serikat, yang sudah 23 tahun tinggal di Indonesia itu menjadi pembicara kunci dalam Pertemuan Desainer Interior Asia-Pasifik di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta. Deborah menjelaskan hal yang harus diperhatikan seseorang sebelum membeli lukisan atau benda seni untuk dipajang di rumah.

"Kita harus punya basic, seperti apa selera dan gaya hidup. Ini penting untuk menentukan seperti apa rumah yang kita inginkan. Apakah minimalis, tradisional, atau internasional. Lukisan itu mencerminkan gaya hidup pemiliknya, apakah penyuka kontemporer, abstrak, atau klasik," kata Deborah.

Menurut wanita yang kini mendirikan ISA Advisory--perusahaan konsultan seni yang berbasis di Jakarta--tersebut, pertimbangan ini didasari pada pilihan yang cocok, bernilai seni dan investasi. "Saya biasa membantu calon pembeli soal jenis dan pelukis suatu lukisan," katanya.

Dia berujar, banyak orang yang membeli untuk investasi. Jika Anda membeli lukisan duplikat dari pelukis terkenal, lukisan itu semata untuk kepentingan dekorasi. "Harganya tak bisa naik. Tapi, kalau Anda membeli karya yang asli langsung dari senimannya, bisa jadi harganya naik. Budget dan selera juga menjadi pertimbangan," tuturnya.

Dalam hal menyandingkan dua lukisan dari aliran berbeda pada satu ruangan, Deborah menegaskan bahwa hal itu bisa sangat terjadi. Misalnya, pada ruangan dengan gaya klasik sangat bisa diisi lukisan abstrak dan kontemporer. Menurut dia, rumah-rumah di Indonesia cocok dengan gaya klasik dan impresi, seperti karya-karya Affandi. (Baca: Masterpiece Raden Saleh Dipajang di Yogyakarta)

Dari pengamatan Deborah, pemahaman orang Indonesia terhadap seni sangat banyak dan bagus. Bahkan dia menyebut Yogyakarta sebagai kota sentral seni kontemporer di Indonesia. Tak berlebihan, ujar dia, bila akhirnya banyak seniman dari luar daerah menetap di sini, termasuk para kolektor yang berburu ke Yogyakarta demi mencari barang seni.

"Kalau di Asia Tenggara, negara yang seni lukisnya kuat adalah Indonesia dan Filipina. Indonesia pertama dan Filipina kedua. Di sini, seni kontemporernya lebih berkembang," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Alumnus Universitas Alabama, Amerika Serikat, ini menilai selera orang Indonesia terhadap barang seni secara umum masih bisa berkembang. Sayangnya, ujar dia, tak ada museum atau galeri seni besar di sini. Kondisi ini berbeda dengan di Singapura atau Cina.

"Padahal banyak benda seni bagus yang tersimpan, tapi benda-benda itu terkunci dan tak banyak orang bisa melihat. Hal ini jadi kelemahan infrastruktur seni rupa Indonesia," tutur Deborah.

ANANG ZAKARIA | REZA MAULANA | HP


Terpopuler
Kabar Pernikahan David Noah dengan Gracia Indri 
Kebaya Keluarga di Pesta Raffi dari Anne Avantie 
Resep Awet Muda Jennifer Lopez 
Ariel Risih Ditanyai Soal Sophia Latjuba  

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demonstran Pro-Palestina Rusak Lukisan Arthur Balfour, Tokoh Penyebab Bencana Palestina

38 hari lalu

Seorang aktivis pro-Palestina memotong lukisan Menteri Luar Negeri Inggris abad ke-20, Arthur Balfour, di Universitas Cambridge
Demonstran Pro-Palestina Rusak Lukisan Arthur Balfour, Tokoh Penyebab Bencana Palestina

Demonstran Aksi Palestina merusak lukisan Arthur Balfour, politikus Inggris yang pada 1917 berjanji memberikan rumah bagi Yahudi di Palestina


Cerita Pameran Lukisan Barli di Bandung dan Pemalsuan Karyanya

51 hari lalu

Pameran belasan lukisan Barli di SuJiVa Resto & Art Space, Bandung, 15-29 Februari 2024.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Cerita Pameran Lukisan Barli di Bandung dan Pemalsuan Karyanya

Menurut Rizky, pameran lukisan karya Barli juga untuk memberi kesempatan bagi orang untuk melihat karya aslinya.


Ulang Tahun Perdana, Grey Art Gallery di Bandung Pajang Ratusan Karya Seni

9 Februari 2024

Pameran karya nominasi kompetisi
Ulang Tahun Perdana, Grey Art Gallery di Bandung Pajang Ratusan Karya Seni

Karya unik yang bisa dijumpai di Grey Art Gallery adalah Self Potrait by Van Gogh, 2022. Pembuatnya Abdi Setiawan, menggunakan potongan arang kayu.


Ayurika Gelar Pameran Tunggal Lukisan Kaca Benggala di Bandung

14 Januari 2024

Lukisan dua panel kanvas buatan Ayurika berjudul Temu. (Dok.Galeri).
Ayurika Gelar Pameran Tunggal Lukisan Kaca Benggala di Bandung

Pada pameran tunggal kali ini, Ayurika lebih berfokus untuk menampilkan gambar wajah bercorak realis ekspresif.


Akhir Pekan di Bandung, Dua Seniman Bali Gelar Pameran Tunggal

18 Desember 2023

Patung berjudul The Ancestors karya I Wayan Upadana buatan 2023.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Akhir Pekan di Bandung, Dua Seniman Bali Gelar Pameran Tunggal

Banyak seniman asal Bali menggelar pameran tunggal karya mereka di Bandung, dua di antaranya mengadakannya akhir tahun ini.


Intip Hasil Lukisan di Motor Listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft

27 Agustus 2023

motor listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft dilukis oleh Putu Bonus Sudiana. (foto: Sergap)
Intip Hasil Lukisan di Motor Listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft

Seorang seniman bernama Putu Bonus Sudiana mencoba tantangan baru dengan melukis di bodi motor listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft.


Karya-karya Fenomenal Pelukis Legendaris Djoko Pekik

14 Agustus 2023

Butet Kartaredjasa (kiri), Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah), dan Djoko Pekik (kanan). (Instagram/@masbutet)
Karya-karya Fenomenal Pelukis Legendaris Djoko Pekik

Djoko Pekik meninggal 12 Agustus 2023. Berikut beberapa karya fenomenalnya antara lain Berburu Celeng dan Sirkus Adu Badak.


Pameran Lukisan Kelompok Flemish di Bandung Angkat Isu Lingkungan Bergaya Klasik

6 Agustus 2023

Pameran kelompok Flemish berjudul Silence Before the Storm di Galeri Pusat Kebudayaan Jalan Naripan nomor 9 Bandung, 4-13 Agustus 2023. (ANWAR SISWADI)
Pameran Lukisan Kelompok Flemish di Bandung Angkat Isu Lingkungan Bergaya Klasik

Pada pameran lukisan terbarunya kali ini, mereka melukis pemandangan alam bergaya naturalis dan realis seperti lanskap, sungai, dan hutan.


Kelompok AbstraX dari ITB Pamerkan Lukisan Realis Hingga Abstrak di Galeri Lawangwangi

6 Agustus 2023

Pameran kelompok seniman AbstraX berjudul Dive into the world of Painting Matters di Galeri Lawangwangi Creative Space Bandung.(Tempo/Prima Mulia)
Kelompok AbstraX dari ITB Pamerkan Lukisan Realis Hingga Abstrak di Galeri Lawangwangi

Keragaman itu menunjukkan independensi masing-masing anggota kelompok AbstraX dalam percariannya tentang makna dan arti penting lukisan.


Lanskap Batin Cipuk Lewat Lukisan Abstrak

7 Juli 2023

Seniman Sri Setyawati Mulyani alias Cipuk menggelar pameran tunggal berjudul Inner Landscape di Bandung. Dok. Orbital
Lanskap Batin Cipuk Lewat Lukisan Abstrak

Cipuk mengaku lebih menyukai lukisan lanskap yang sepi yang membuatnya bisa berdialog dengan diri sendiri dan Sang Pencipta Alam.