TEMPO.CO, Jakarta - Istri dari pekerja kemanusiaan Inggris bernama Alan Henning, Barbara, mengaku telah menerima rekaman suara suaminya yang sedang disandera oleh Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Selasa, 23 September 2014. Dalam rekaman tersebut, Barbara mengatakan suaminya memohon agar tetap hidup kepada kelompok militan ekstremis itu.
Dikutip New York Daily News, Selasa, 23 September 2014, Barbara mengaku telah menerima rekaman itu empat hari setelah meminta ISIS menanggapi pesannya. Barbara yakin Alan datang ke Suriah bukan sebagai mata-mata, tapi sebagai relawan. (Baca: ISIS Ancam Bunuh Sukarelawan Asal Inggris)
"Saya telah menerima sebuah rekaman suara tentang permohonan Alan ingin dilepaskan oleh ISIS. Namun ISIS tetap menyandera Alan dan menolak untuk berdiskusi," tutur Barbara.
Barbara menjelaskan bahwa Alan pergi ke Suriah untuk membantu teman-teman muslim yang sedang mengalami kesulitan. "Saya bingung, mengapa ISIS tidak bisa membuka hati dan pikiran mereka tentang alasan penahanan Alan dan mengapa ISIS terus mengancam hidupnya," kata Barbara setelah mendengar rekaman tersebut. (Baca: Warganya Diculik, Prancis Tak Gentar Hadapi ISIS)
Barbara juga mengatakan Alan telah dibawa ke pengadilan syariah dan terbukti suaminya bebas dari dugaan mata-mata. "Saya mohon, Alan tidak bersalah, lepaskan dia."
Pertengahan September lalu, ISIS merilis video tentang penyanderaan Alan dan mengancam akan membunuhnya jika pemerintah Inggris ikut melakukan operasi militer melawan ISIS. Alan diduga berasal dari Inggris utara dan bekerja sebagai relawan di Suriah. Dia ditangkap oleh milisi ISIS pada awal tahun ini.
RINDU P. HESTYA | NEW YORK DAILY NEWS
Berita Lain:
ISIS: Serangan Udara AS Tak Berguna
Wartawan ISIS Digaji Rp 18 Juta per Bulan
Terduga Pembunuh Tiga Remaja Israel Tewas Ditembak