TEMPO.CO, New York - Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang perubahan iklim resmi digelar hari ini, Selasa, 23 September 2014, di New York, Amerika Serikat. Dalam pertemuan itu, pemimpin dunia berjanji memberikan dana yang cukup besar kepada negara-negara miskin yang terkena dampak paling parah dari perubahan iklim.
"Ada ketidakcocokan yang cukup banyak antara besarnya masalah dan repons yang telah kita dengar di sini pada hari ini," kata Graca Machel, politikus Mozambik yang juga merupakan istri mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela, seperti dilansir dari Financial Times, Rabu, 24 September 2014.
Dalam pertemuan itu, Presiden Prancis Francois Hollande berjanji akan menyumbang sebesar US$ 1 miliar (Rp 12 triliun) untuk menyelesaikan masalah iklim di negara-negara miskin. Sumbangan dari Hollande adalah yang terbesar di antara 120 kepala negara yang datang.
Cina, yang diwakili oleh Wakil Perdana Menteri Zang Gaoli, berencana akan menyumbang sebesar US$ 6 juta (Rp 71,8 miliar) yang juga diperuntukkan bagi negara miskin. Untuk pertama kalinya, Cina juga berjanji segera menyelesaikan masalah emisi karbon di negaranya. (Baca: Akhirnya, Cina Janji Kurangi Emisi Karbon)
Sebuah kesepakatan global pun berhasil dibentuk dalam perundingan itu. Negara-negara maju berjanji memberikan US$ 100 miliar per tahun hingga 2020 untuk membantu membangun peternakan dan kincir angin sebagai sumber energi pengganti bahan bakar fosil.
Beberapa bank besar, perusahaan asuransi, dan dana pensiun dilaporkan akan membantu menyalurkan dana US$ 200 miliar pada akhir tahun ini. Bank of America akan menyumbang US$ 1 miliar sebagai modal membangun energi bersih dan menyediakan proses investasi yang lebih mudah, khususnya di negara berkembang. (Baca: Soal Lingkungan, Obama Minta Negara Lebih Ambisius)
"Kami ingin mengambil peran dalam kepemimpinan dan membantu menghilangkan hambatan untuk investai dalam proyek pembangunan energi bersih di dunia," kata eksekutif bank, Brian Moynihan.
Sekelompok bank komersial juga berjanji akan memberikan US$ 30 miliar pada akhir 2015 nanti. Industri asuransi akan menggandakan investasi dengan jumah US$ 84 miliar dan dana pensiun Amerika Utara. Eropa bahkan berencana mempercepat investasi dengan nilai US$ 31 miliar pada 2020.
Beberapa perusahaan minyak dan gas, seperti Saudi Aramco, Sinopec dari Cina, dan Total dari Prancis akan meluncurkan sebuah minyak dan gas inovatif untuk mengurangi pembakaran gas dan meningkatkan peran energi baru.
Selain bantuan dana, pertemuan juga membentuk kesepakatan untuk membuat kota-kota di seluruh dunia lebih hijau, menciptakan energi baru di Afrika, dan mengendalikan pembabatan hutan untuk perkebunan kelapa sawit.
RINDU P. HESTYA | FINANCIAL TIMES
Berita Lain:
Wartawan ISIS Digaji Rp 18 Juta per Bulan
Terduga Pembunuh Tiga Remaja Israel Tewas Ditembak
ISIS Sebut Menlu AS 'Pria Tak Disunat'