TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (KAI) tidak banyak berkomentar saat ditanya mengenai rencana pemerintah menghapus subsidi tarif kereta ekonomi jarak jauh. "Kami baru dengar itu," kata juru bicara KAI Makmur Syaheran saat dihubungi Tempo, Rabu, 24 September 2014. (Baca : Oktober, Kereta Kalijaga Terancam Tak Beroperasi)
Ia menjelaskan penghapusan subsidi tersebut merupakan kebijakan pemerintah, bukan KAI sebagai operator. Lantaran menganggap penghapusan ini masih sebagai wacana dan belum terjadi, KAI mengatakan belum bisa berpendapat. "Ya, kalau tahun ini ada subsidi Rp 1,2 triliun," ujarnya. Makmur menuturkan subsidi tersebut dialokasikan untuk kereta ekonomi jarak jauh, commuter line, serta Prameks. (Baca: Sepi Penumpang, Subsidi Kereta Ekonomi Dihapus)
Kementerian Perhubungan berencana menghapus subsidi tarif kereta ekonomi jarak jauh. Rencana itu akan diberlakukan mulai tahun depan. "Pertimbangan itu sudah ada dari dulu," kata Kepala Subbagian Humas dan Kerja Sama Luar Negeri Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Joice Hutajulu di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa, 23 September 2014. (Baca: 6 Tahun KRL Commuter, 700 Ribu Penumpang per Hari)
Menurut Joice, subsidi kereta ekonomi jarak jauh akan dialihkan ke kereta lokal, seperti KRL (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi), Prameks (Kutoarjo-Solo), Madiun Jaya (Madiun-Solo), KRD Bandung Raya (Cicalengka-Padalarang), dan KRD Babat (Surabaya-Babat). Namun, kepastian pencabutan subsidi dan pengalihan itu masih menunggu besarnya anggaran public service obligation dalam APBN 2015.
"Kalau anggaran PSO yang disetujui kecil, ya subsidi dihapus. Tapi kalau besar, paling cuma kenaikan tarif jarak jauh dan pengalihan subsidi ke kereta lokal," kata Joice.
Bentuk pengalihan subsidi ke kereta lokal nantinya, kata Joice, tak akan melulu dalam bentuk penurunan tarif. Bisa saja, kata Joice, subsidinya dalam bentuk penambahan frekuensi, jumlah tempat duduk, dan penambahan fasilitas.
Menurut Joice, rencana pengalihan subsidi itu muncul itu karena dalam beberapa tahun terakhir serapan penumpang kereta ekonomi jarak jauh menurun. Pada 2013 lalu, anggaran PSO sampai sempat dikembalikan. "Sebelum-sebelumnya juga sempat dikembalikan," kata Joice.
Pada 2013, anggaran PSO kereta ekonomi jarak jauh sebesar Rp 700 miliar. Anggaran itu kemudian meningkat jadi Rp 1,2 triliun pada tahun ini.
MARIA YUNIAR | KHAIRUL ANAM
Berita Terpopuler
SPG Cantik Suzuki Sedot Rp 1 Miliar di IIMS 2014
Apa Keunggulan Industri Otomotif RI dari Thailand?
Kisah SPG IIMS, Rayuan Gombal dan Pelukan Nakal
New Fiesta dan Ecosport, Andalan Ford di IIMS 2014
Mau Jadi SPG Cantik Suzuki? Begini Syaratnya