TEMPO.CO, Surabaya - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) III memperoleh pendanaan asing sebesar US$ 500 juta atau sekitar Rp 5,97 triliun (kurs hari ini Rp 11.954) melalui skema global bond (obligasi global). Suntikan modal itu diperoleh dari tiga penerbitan obligasi (bond issuer) terkemuka, yakni ANZ, Credit Suisse, dan Standard Chartered.
Direktur Utama PT Pelindo III Djarwo Surjanto mengatakan pemesanan surat utang ditutup pada Rabu, 24 September 2014, dengan kelebihan pesanan (oversubscribe) hingga 13 kali. Angka itu lebih tinggi dibanding kelebihan pesanan surat utang yang pernah dicapai BUMN lainnya yang hanya enam kali dari target.
"Ini membuktikan bahwa perusahaan nasional masih dipercaya oleh dunia," ujarnya kepada wartawan di Terminal Penumpang Gapura Surya Nusantara, Kamis, 25 September 2014.
Dengan menunjukkan perkembangan bisnis dan realisasi proyek yang dimiliki, Djarwo yakin pemberi pinjaman utang luar negeri akan menyuntikkan dananya kepada Pelindo III.
Djarwo menuturkan dana US$ 3,26 juta akan digunakan untuk pembiayaan ulang utang perseroan (refinancing). Sedangkan sisanya, yakni US$ 184 juta, bakal digunakan untuk investasi baru.
"Global bond itu untuk berbagai pembiayaan, di antaranya pendanaan tahap kedua Terminal Teluk Lamong dan Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE). Saya tidak hafal rinciannya," katanya. Dana itu bisa mulai ditarik perseroan pada Kamis, 2 Oktober mendatang.
Bunga kupon obligasi global yang ditetapkan hanya 4,87 persen. Angka tersebut jauh lebih kompetitif dibanding pendanaan domestik. Jadi, perseroan tak terbebani utang lebih tinggi. Komposisi utang Pelindo III saat ini sekitar 20 persen dari total aset.
ARTIKA RACHMI FARMITA
Terpopuler
Kata Anas Soal Janji Gantung di Monas Usai Vonis
Anas Tantang Hakim dan Jaksa Bersumpah Mubahalah
Puncak Carstensz Jadi Incaran Turis Asing
Harga Hewan Kurban Anjlok Menjelang Idul Adha