Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Daur Ulang ala Patrick Owen  

Editor

Subkhan tnr

image-gnews
Sejumlah model memakai busana rancangan desainer Italia Riccardo Tisci untuk koleksi musim dingin 2013/2014 rumah mode Givenchy dalam acara Paris fashion week, Minggu (3/3). REUTERS/Gonzalo Fuentes
Sejumlah model memakai busana rancangan desainer Italia Riccardo Tisci untuk koleksi musim dingin 2013/2014 rumah mode Givenchy dalam acara Paris fashion week, Minggu (3/3). REUTERS/Gonzalo Fuentes
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta--Pengunjung Plaza Indonesia Men's Fashion Week membludak saat menyaksikan pagelaran busana sesi terakhir pada Rabu, 24 September 2014. Seluruh bangku Hall L2, Plaza Indonesia terisi penuh untuk menyaksikan koleksi desainer muda Patrick Owen dan juga ISIS Jakarta yang dimotori oleh sosialita Andrea Risjad dan Amot Syamsuri Muda selaku direktur kreatif. Banyak dari pengunjung--sebagian merupakan pemegang undangan--harus berdiri merapat ke dinding ruangan bercat hitam yang lebih mirip ruang pamer lukisan itu.

Sebagian editor majalah gaya hidup bahkan tidak kebagian tempat duduk, karena begitu banyaknya penonton. Situasi ini kontras saat Iwan tirta Private Collection menunjukkan koleksi terbarunya sekitar setengah jam sebelumnya. Tidak ada penonton yang berdiri merapat ke dinding, ataupun fotografer yang ngomel karena runway berbentuk lintasan itu semrawut akibat penonton yang membludak.

Baca Juga:

Patrick Owen membuka pagelaran busana dengan koleksi Fall Winter 2014 yang bertajuk koleksi God Is Great. Koleksi ini menampilkan sweater sutra, atau setelan blus dengan citraan imaji grafis. Sebagian menampilkan citra fotografi penari kecak yang digabung dengan sejumlah imaji fotografi lain. Tapi, ini bukan koleksi baru Patrick Owen. Meskipun dalam buku acara, nama Patrick Owen dicantumkan bakal berkolaborasi dengan ISIS Jakarta. "Aku mau fokus untuk koleksi bulan November untuk Jakarta Fashion Week," ujar Patrick kepada Tempo usai acara.

Patrick memang tercatat sebagai salah satu pengisi dalam acara yang akan digelar November mendatang. Koleksi yang dia tampilkan kemarin malam, masih koleksi serupa yang pernah diperagakan di ajang Fashion First Senayan City pada Februari. Tempo juga mencatat koleksi itu pernah diperagakan pada Jakarta Fashion and Food Festival di Kelapa Gading. "Memang masih koleksi yang sama, tapi cuma stylingnya aja yang beda," ujar dia menambahkan. Maksudnya, Patrick memberikan sentuhan lain berupa beberapa pasang celana, ataupun kemeja hitam sebagai pembeda peragaan kali ini dengan yang sebelumnya.

Kita masih bisa melihat baju yang pernah digunakan oleh selebriti yang pernah diminta untuk berlenggok sebagai model bagi koleksi Patrick. Sebut saja Arifin Putra di Fashion First dan JFFF, atau Rio Dewanto di Kelapa Gading. Para penonton, yang sebagian berdiri itu pun, tampaknya mahfum dengan koleksi Patrick yang itu-itu saja meski dibedakan tampilannya. Beberapa bahkan mengaku sudah hafal di luar kepala baju yang diperagakan oleh para model.

Baca Juga:

Pun presentasinya masih sama. Musik yang digunakan juga sama persis. Ada sayup suara gamelan Bali dan aba-aba Tari Kecak. Seluruh model--beberapa sudah tampil untuk koleksi yang sama untuk ketiga kalinya--berjalan dengan lambat. Mukanya pucat, dengan rambut yang basah, sebagian ditata menutupi jidat, bahkan yang lelaki lebih mirip seperti antena rambut Anjasmara saat memerankan Cecep dalam salah satu sinetron di televisi swasta satu dekade lalu.

ISIS Jakarta, tampaknya ditunggu oleh sebagian hadirin malam itu. Sebut saja selebriti Luna Maya, ataupun Ariyo Wahab yang hadir dan riuh bertepuk tangan. Suasana juga makin semarak dengan penampilan penyanyi soul Dira Sugandi dengan jumpsuit ketat dari sequin berwarna emas malam itu. ISIS menawarkan koleksi pakaian pria yang sepintas mirip seragam militer.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Loreng-loreng yang dalam koleksi ISIS banyak mengingatkan kita pada koleksi desainer Amerika Thom Browne di Paris Men's Fashion Week beberapa waktu lalu. Thom Browne saat itu juga menampilkan jas pria--dengan isi busa membentuk otot--dengan corak loreng ataupun warna pink. Bedanya, tidak ada jas dalam koleksi ISIS. Karena ini merupakan koleksi musim gugur, ada banyak bomber jaket, ataupun sweater yang dipadu dengan bahan rajut.

Lalu, apa yang ingin disampaikan oleh ISIS soal koleksinya? "Kami ingin menampilkan sosok lelaki yang kuat, tapi invisible," ujar Amot. Andrea Risjad juga menyelipkan koleksi pakaian wanita--karena ISIS juga lebih dikenal sebagai label wanita--berupa trench coat, dengan siluet maskulin tapi menggembung di bagian bawah. "Aku yang agak maksa mau masukin koleksi baju perempuan," ujar Andrea.

Malam itu pun ditutup dengan aplaus panjang penonton usai pagelaran koleksi ISIS. Pun, ada beberapa pertanyaan yang menggantung usai pagelaran, terutama soal daur ulang koleksi. Apakah menampilkan koleksi yang sama berulang kali dalam satu tahun adalah satu kewajaran di dunia mode Indonesia? Beberapa desainer, seperti Tex Saverio, pernah melakukan itu. Koleksi musim gugur Tex Saverio di Paris Fashion Week pernah ditampilkan kembali dalam satu acara komersial produk es krim premium berdampingan dengan desain baru Sebastian Gunawan untuk es krim rasa coklat dan stroberi itu. Beberapa pekan lalu, koleksi serupa dari Tex ditampilkan kembali, tapi kali ini bisa disentuh dan dirasakan langsung material bajunya oleh para pewarta.

Sebenarnya, banyak desainer yang memilih untuk menghindari 'ulangan' itu. Misalkan saja Mel Ahyar, yang menampilkan koleksi 'Muli Wawai' di JFFF, kemudian meluncurkan koleksi Royal Ramadhan pada bulan puasa, dan kini menyiapkan koleksi baru lagi untuk trend show Ikatan Perancang Mode Indonesia. Atau desainer negeri jiran Joe Chia yang Februari lalu juga tampil sepanggung dengan Patrick Owen di Senayan kemudian muncul dengan koleksi berbeda untuk Plaza Indonesia Men's Fashion Week hari pertama. Muncul dengan tajuk koleksi Liberation, Joe Chia tidak memutuskan benang merah dengan koleksinya Februari lalu yang berjudul 4-In The Name of Liberty.

Dunia mode tentu selalu menuntut kebaruan. "Industri bakal menekan anda. Mereka meminta anda untuk  menampilkan empat atau bahkan enam koleksi dalam satu tahun," itu kata desainer Indonesia yang memilih berkarir di luar negeri, Farah Angsana dalam salah satu wawancaranya dengan Tempo.   

SUBKHAN

Iklan


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada