Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

SBY Berbagi Rahasia Kesuksesan REDD+ di Indonesia  

image-gnews
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menerima kedatangan Wakil Ketua MPR Republik Rakyat China Wang Jiarui beserta delegasi di Kantor Presiden, Jakarta, 16 September 2014. TEMPO/Subekti
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menerima kedatangan Wakil Ketua MPR Republik Rakyat China Wang Jiarui beserta delegasi di Kantor Presiden, Jakarta, 16 September 2014. TEMPO/Subekti
Iklan

TEMPO.CO, New York - Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendapat kesempatan membahas Reducing Emissions from Deforestation and Degradation in Developing Countries (REDD+) dalam forum Indonesian's REDD+ Event di New York, Amerika Serikat, Rabu, 24 September 2014. Di hadapan para pemimpin dunia, SBY mengklaim Indonesian telah sukses dalam percobaan penerapan REDD+. Dalam pidato singkat, SBY berbagi pengalaman dan rahasia kesuksesan REDD+ di Indonesia. (Baca : Pidato di PBB, SBY Sebut Indonesia Makin Maju)

Indonesia telah berhasil mengurangi laju deforestasi, dari 1,2 juta hektare per tahun antara 2003 dan 2006 menjadi 450-600 ribu hektare antara 2011 dan 2013.  "Kami berhasil mencegah emisi setara dengan 211 juta ton karbon dioksida per tahun," kata SBY dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Kamis, 25 September 2014. (Baca : Program REDD Sudah Dilindungi dari Praktek Korupsi)

Pertama, kata SBY, untuk mendukung kesuksesan REDD+, pemerintah harus mengubah pola pikir masyarakat tentang hutan. Hal ini harus didukung dengan visi dan pendekatan baru serta memberikan ketegasan bahwa hutan berkontribusi besar terhadap kelestarian lingkungan. (Baca : Proyek Pengurangan Emisi Rentan Korupsi) 

"Kedua, REDD+ juga harus relevan, tidak hanya dengan lingkungan, tapi juga sosial. Dalam hal ini, kami membangun perlindungan hutan terpadu untuk mencegah kemungkinan eksternalitas lingkungan dan sosial yang negatif dari implementasi REDD+. Langkah ini memberikan penekanan pada pengakuan dan perlindungan masyarakat adat," kata SBY.

SBY juga menjelaskan bahwa REDD+ harus bersifat multi-stakeholder. Artinya, mendapat dukungan dari semua kelompok yang terlibat demi kesejahteraan. "Hal ini penting bagi semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah pusat dan daerah, sektor swasta, organisasi nonpemerintah, dan masyarakat setempat," kata SBY.

Regulasi juga penting dalam penerapan mekanisme REDD+. Misalnya, kata SBY, Indonesia mengadakan 2.011 moratorium dan izin pemanfaatan dan konservasi baru. Dengan cara ini, SBY mengklaim Indonesia telah berhasil melindungi 63 juta hektare hutan utama dan lahan gambut.

"Selain dana, moratorium juga memainkan peran dalam penciptaan satu peta inisiatif yang akurat untuk konservasi dan pemanfaatan terhadap upaya global dengan implementasi REDD+," kata SBY.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kelima, kemitraan dan kerja sama global juga menjadi pendukung REDD+. SBY yakin negara-negara yang memiliki hutan dapat memberikan kontribusi besar terhadap upaya global dengan implementasi REDD+. "Kemitraan ini sangat penting untuk kemajuan arsitektur keuangan iklim global. Berbagi tanggung jawab sangat penting untuk pencapaian bersama," kata SBY.

RINDU P. HESTYA

Berita Lain:
Tren Pengaturan Internet di Asia Mengkhawatirkan 
Sidang MU PBB ke-69 Dibuka 
Tim Palang Merah Diserang Keluarga Pasien Ebola  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cawe-cawe Jokowi Dipertanyakan dalam Sidang PBB, TPN: Cerminan Citra Jokowi di Mata Dunia

14 hari lalu

Penjelasan Jokowi Soal Presiden Cawe-cawe Jelang Pemilu 2024
Cawe-cawe Jokowi Dipertanyakan dalam Sidang PBB, TPN: Cerminan Citra Jokowi di Mata Dunia

TPN Ganjar-Mahfud menilai sosoran PBB soal cawe-cawe Jokowi, telah membuat citra bekas Wali Kota Solo itu menjadi buruk di mata dunia.


Laporan PBB: Situasi Satwa Liar di Bumi Mencemaskan

45 hari lalu

Seorang konservasionis dari pusat penelitian perikanan laut melepaskan hiu bambu bergaris coklat ke laut dalam upaya untuk meningkatkan populasi hiu di Rayong, Thailand, 1 Juni 2021. Para peneliti pekan lalu melepaskan 40 hiu bambu berpita coklat, berusia antara 2 dan 3 bulan, di terumbu karang buatan yang dibuat khusus pada kedalaman 18 meter (60 kaki). REUTERS/Kriengkrai Attanartwong
Laporan PBB: Situasi Satwa Liar di Bumi Mencemaskan

Hiu bambu dan tiga satwa liar yang hidup di Indonesia masuk dalam laporan PBB. Ribuan spesies yang bermigrasi dalam situasi mengkhawatirkan.


Negara Pesisir Samudera Hindia Rawan Tsunami, Kepala BMKG: Perkuat Mitigasi dan Peringatan Dini

49 hari lalu

Pelampung (buoy)  air dangkal dapat mendeteksi gerakan kecil dan perubahan dasar laut yang sering merupakan pertanda bahaya alam seperti gempa bumi, gunung berapi, dan tsunami. Kredit: University of South Florida
Negara Pesisir Samudera Hindia Rawan Tsunami, Kepala BMKG: Perkuat Mitigasi dan Peringatan Dini

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengajak negara pesisir Samudera Hindia untuk menggenjot sistem mitigasi tsunami, mencakup kesiagaan masyarakat.


Mengapa Jokowi Tak Pernah Hadir Langsung Di Sidang Umum PBB?

21 September 2023

Presiden Jokowi menunjukkan SK Perhutanan Sosial & Adat dalam puncak Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan dan Energi Baru Terbarukan (Festival LIKE) di Indonesia Arena, GBK, Jakarta, Senin, 18 September 2023. Festival LIKE merupakan rangkuman akumulasi kerja Presiden pada bidang Lingkungan Hidup, Iklim, Kehutanan, dan Energi, khususnya energi terbarukan.  TEMPO/Subekti
Mengapa Jokowi Tak Pernah Hadir Langsung Di Sidang Umum PBB?

Presiden Jokowi berulangkali tidak hadir secara langsung dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)


Di PBB, Prakerja Jadi Contoh Kolaborasi Siapkan Tenaga Kerja Tangguh

20 September 2023

Di PBB, Prakerja Jadi Contoh Kolaborasi Siapkan Tenaga Kerja Tangguh

Pembelajaran sepanjang hayat dan meningkatkan keterampilan menjadi kunci mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDG.


Dua Pelajar Putri NU Wakili Indonesia di ECOSOC Youth Forum PBB

26 April 2023

Ketua Umum Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Whasfi Velasufah (kiri) dan Koordinator Hubungan International IPPNU Sururoh Uthman (kanan). Foto: Istimewa
Dua Pelajar Putri NU Wakili Indonesia di ECOSOC Youth Forum PBB

Dua kader Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) mewakili Indonesia di forum diskusi internasional ECOSOC Youth Forum PBBB


Taliban Larang Staf Perempuan Bekerja di Kantor PBB

5 April 2023

Wanita Afghanistan menghadiri peresmian perpustakaan wanita di Kabul, Afghanistan, 24 Agustus 2022. REUTERS/Ali Khara/File Foto
Taliban Larang Staf Perempuan Bekerja di Kantor PBB

Larangan Taliban mendorong PBB meminta semua staf - pria dan wanita - untuk tidak masuk kerja selama 48 jam.


Sejarah Pembangunan Jembatan Suramadu, Jembatan Terpanjang di Indonesia

16 Januari 2023

Penumpang kapal Kirana VII melihat arsitektur Jembatan Suramadu di Surabaya, Jawa Timur, Rabu, 8 Juni 2022. Jembatan Suramadu merupakan jembatan terpanjang di Indonesia saat ini. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Sejarah Pembangunan Jembatan Suramadu, Jembatan Terpanjang di Indonesia

Selain salah satu ikon Jawa Timur, Jembatan Suramadu juga menyambungkan hidup antara dua pulau. Simak sejarah singkat berdirinya jembatan tersebut.


3 Minggu Berdiam di Studionya, SBY Hasilkan 17 Lukisan

11 Oktober 2022

Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY. Foto: Instagram Ani Yudhoyono.
3 Minggu Berdiam di Studionya, SBY Hasilkan 17 Lukisan

SBY mengungkapkan dengan melukis dapat mendatangkan kedamaian dalam hatinya sekaligus berharap dapat mengobati rasa rindu.


Suciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM

22 September 2022

Istri almarhum Munir, Suciwati, memberikan keterangan terkait dengan 14 tahun terbunuhnya Munir di Jakarta, Jumat, 7 September 2018. Suciwati dan sejumlah pegiat HAM mendesak Presiden dan Kapolri segera mengungkap konspirasi pembunuhan tokoh HAM itu. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Suciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM

Mengapa Suciwati kecewa cara penyelesaikan kasus pembunuhan Munir dan pelanggaran HAM berat lain di era Jokowi?