TEMPO.CO, Lumajang - Hutan di kaki Gunung Semeru seluas kurang-lebih 15 hektare ludes terbakar. Hutan tersebut berada di sekitar Watu Lapis, Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo. "Kejadiannya pada Kamis malam kemarin," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Ribowo, Jumat pagi, 26 September 2014. (Baca: Asap, 2.000 Warga Riau Terserang ISPA)
Ribowo mengatakan api diketahui sekitar pukul 09.00 WIB. Dari permukiman penduduk, kawasan yang terbakar ini berjarak sekitar 5 kilometer. Sedangkan dari puncak Gunung Semeru berjarak sekitar 8 kilometer. Ribowo membantah kabar bahwa api berasal dari material pijar Gunung Semeru yang terlontar dari kawah Jonggring Saloka. "Diduga ulah manusia. Bisa karena rokok atau lainnya," kata Ribowo. (Baca: Pemadaman Gagal, Asap di Pekanbaru Makin Pekat)
Baca Juga:
Pemadaman api yang membakar kawasan hutan milik Perhutani ini melibatkan pihak BPBD Lumajang, Perhutani, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, serta warga desa sekitar. "Sekitar lepas magrib baru bisa dipadamkan," kata Ribowo kepada Tempo. Awalnya, beredar informasi bahwa penyebab kebakaran berasal dari guguran lava Gunung Semeru. (Baca: Luas Hutan Terbakar di Palangkaraya 21,26 Hektare)
Walau belum bisa dipastikan penyebab kebakaran tersebut, Ribowo menduga kemungkinan akibat ulah manusia. "Jaraknya masih cukup jauh dari puncak," katanya.
Ribowo menyatakan titik api pada Jumat dinihari tadi sudah tak terlihat. Namun, relawan BPBD Lumajang terus memantau kemungkinan kembali munculnya api karena embusan angin. Informasi BPBD Lumajang menyebutkan kawasan hutan yang terbakar itu berada di Petak 2 yang berisi tanaman pinus dan jati.
DAVID PRIYASIDHARTA
Berita Terpopuler
RUU Pilkada, Kubu Jokowi di Ambang Kekalahan
Bendera PKS Dibakar, Jumhur: Massa Marah
Peta RUU Pilkada: Kubu Prabowo 233, Jokowi 237
LBH Jakarta: Ahok Bisa Laporkan FPI
KPK Hattrick Tangkapi Gubernur Riau