TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Fraksi Partai Demokrat, Gede Pasek Suardika, meminta Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tak sakit hati lantaran fraksi partainya memilih keluar alias walkout dalam rapat paripurna Rancangan Undang-Undang Pilkada di Dewan Perwakilan Rakyat. Menurut Pasek, walkout adalah hak masing-masing fraksi.
Pasek balik menyindir PDIP tentang sikap mereka yang pernah beberapa kali walkout dalam rapat paripurna sebelumnya. "Kami partai baru, layak kalau meniru seniornya (PDIP). Agar PDIP tahu sakitnya ditinggal (walkout) saat paripurna," kata Pasek disambut tepuk tangan dan tawa peserta sidang Paripurna.
Menurut dia, Fraksi Partai Demokrat ingin pemilihan gubernur dilakukan DPRD. Sedangkan pemilihan wali kota dan bupati dilakukan langsung oleh rakyat. "Itu sesuai dengan aturan hukum ketatanegaraan yang benar," ujarnya.
Namun Demokrat tak punya pilihan lain karena hanya dua opsi yang ditawarkan, yakni pilkada langsung dan tidak langsung. Ditambah lagi, Fraksi Demokrat tak memberikan perintah untuk memilih di antara dua pilihan tersebut. "Jadi, mau bagaimana lagi, tolong hormati keputusan kami," tuturnya.
Anggota Fraksi PDIP, Yasonna H. Laoly, mengatakan fraksinya sakit hati lantaran dikhianati Fraksi Demokrat. Musababnya, fraksi berlambang kepala banteng tersebut setuju dengan opsi dari Fraksi Demokrat soal RUU Pilkada, yakni dipilih langsung dengan sepuluh syarat. "Tapi begitu kami dukung malah walkout," ujarnya.
INDRA WIJAYA