TEMPO.CO , Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan berencana memaksimalkan penggunaan gas alam cair (liquid natural gas/LNG) untuk pembangkit listrik di kawasan Bali. Untuk itulah dibangun fasilitas terminal penerima LNG (LNG receiving terminal) di Tanjung Benoa, Bali. "Pelaksanaan terbagi dalam dua tahap, untuk menyelesaikan akan membutuhkan waktu sekitar dua tahun," ujar Dahlan di Jakarta, Kamis, 25 September 2014.
Menurut Dahlan, pembangunan terminal penampung LNG ini akan dimanfaatkan sebagai sumber energi pembangkit listrik PT Indonesia Power, anak usaha PT PLN (Persero). Pasokan itu untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik di kawasan Bali. (Baca: PLN Hemat Biaya Operasi Rp 1,5 Miliar per Bulan ).
Dahlan menjelaskan, proyek ini merupakan kerja sama antara PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), dan PT Pelindo III (Persero). Sinergi ketiga BUMN ini dimaksudkan untuk mengurangi pemakaian bahan bakar minyak. Terminal penampung darat dibangun di tanah milik Pelindo, tapi dana pembangunan terminal dibiayai penuh oleh Pertamina.
Pada kesempatan itu, Dahlan juga menyatakan LNG sudah terserap maksimal oleh PT PLN (Persero). "Enggak betul LNG tak terserap, sudah saya cek, ternyata terserap maksimal," ujarnya. (Baca: Pembangkit CNG Bawean Resmi Beroperasi ).
Melalui keterangan tertulis, PT Pertagas Niaga akan memasok LNG 3,36 juta ton pada 2019 - 2035 untuk pembangkit listrik di Pesanggrahan, Bal. LNG tersebut berasal dari berbagi sumber dan akan diregasifikasi di Land Storage Regasification Unit (LSRU) di Pelabuhan Benoa, Bali.
Kepastian pasokan gas untuk pembangkit listrik di Bali tercapai setelah penandatangan pokok-pokok perjanjian (Head of Agreement/ HoA) jual beli gas antara PT Pertagas Niaga dengan PT Indonesia Power di Jakarta. Penandatangan HoA dilakukan oleh Direktur Utama PT Pertagas Niaga, Jugi Prajugio, dan Direktur Utama PT Indonesia Power, Supangkat Iwan Santoso. (Baca: Pemerintah Baru Butuh Pembangkit 43 Ribu MW ).
DINI PRAMITA
Berita Terpopuler
Wartawati Tempo Dilecehkan Simpatisan FPI
Soal Gantung Diri di Monas, Anas: Siapa Bilang?
Adnan Buyung: Jaksa Penuntut Anas Bodoh