TEMPO.CO, Jakarta - Angka kematian akibat ebola di Afrika Barat hampir mencapai 3.000 orang. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah mengluarkan peringatan darurat ebola secara global. Namun, tujuh pekan setelah WHO menetapkan status darurat ebola, kemampuan dan ketersediaan peralatan kesehatan di negara Afrika Barat yang terkena dampak ebola masih sangat minim.
Dikutip dari New York Times, Kamis, 25 September 2014, pusat pengobatan di Liberia, sebagai negara yang terkena dampak ebola terparah, hanya memiliki total 315 tempat tidur. Padahal, WHO melaporkan, ada 1.990 pasien yang harus ditangani. (Baca: WHO: Hampir 3.000 Orang Meninggal Akibat Terinfeksi Ebola)
Di Sierra Leone, pusat kesehatan dan karantina menyediakan 323 tempat tidur. Jumlah itu hanya seperempat dari yang dibutuhkan oleh tim medis. Namun, rekanan WHO akan memberikan 300 tempat tidur dari 892 ranjang yang diperlukan. "Jika tidak segera diselesaikan, ebola bisa menginfeksi 20 ribu orang lain pada November nanti," kata WHO. (Baca: Uji Coba Vaksin Ebola Berhasil)
Beberapa hari lalu, sekitar 100 ton suplai peralatan perlindungan sederhana, seperti sarung tangan, masker, kacamata, antibiotik, dan pereda rasa nyeri telah dikirimkan dari AS menuju negara-negara Afrika Barat. Namun, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit melaporkan, Afrika Barat tidak hanya membutuhkan obat-obatan, tapi juga air bersih dan sabun sebagai sarana pencegah penyebaran ebola.
RINDU P. HESTYA | NEW YORK TIMES
Berita Lain:
Kata SBY Soal ISIS di Sidang PBB
PBB Sahkan Resolusi Lawan ISIS
Perlindungan di Internet, Rusia Ajukan Proposal