TEMPO.CO , Jakarta: Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok didemo ratusan orang dari Front Pembela Islam pada Rabu, 24 September 2014. Demonstrasi ini terkait Ahok yang tak lama lagi menjadi gubernur menggantikan Joko Widodo yang akan dilantik menjadi presiden.
FPI tak sepakat kelompok minoritas memimpin mayoritas. Terkait hal tersebut, Ahok mengakui bahwa dirinya memang kaum minoritas. "Saya ini situasi paling bahaya memang. Saya triple minoritas," kata dia di GOR Sumantri Bojonegoro, Jakarta Selatan, Kamis 25 September 2014.
Yang pertama, Ahok mengaku seorang keturunan tionghoa, etnis minoritas di Jakarta. Kedua, Ahok adalah penganut Kristen Protestan alias non muslim, agam minoritas di Ibu Kota. "Sudah tionghoa, non muslim, dari Belitung lagi," kata dia.
Karena stigma itu, kata Ahok, berbagai isu di lapangan pun muncul menyerangnya. "Di Pasar Tanah Abang muncul isu tak boleh lagi jualan hewan kurban. Munculnya Ahok akan ada larangan penjual hewan kurban di Tanah Abang," ujarnya.
Padahal, menurut dia, terkait penjualan hewan kurban Pemerintah Provinsi DKI sudah menyediakan lahan khusus bagi pedagang. "Ini kan karena ada oknum-oknum saja yang kehilangan rezeki mereka. Biasa jualan di trotoar narik sewa sekarang tidak bisa."
Meski didemo dan diserang sedemikian rupa, Ahok mengaku tak khawatir atau takut. Karena, dia meyakini aparat berwajib dalam hal ini kepolisian akan melindungi simbol negara sepertinya. "Saya yakin aparat pegang konstitusi," kata dia.
NINIS CHAIRUNNISA
Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK | Kabinet Jokowi | Pilkada oleh DPRD | IIMS 2014
Berita terpopuler lainnya:
Wartawati Tempo Dilecehkan Simpatisan FPI
FPI Minta Ahok Jaga Mulut
Soal Gantung Diri di Monas, Anas: Siapa Bilang?
Adnan Buyung: Jaksa Penuntut Anas Bodoh