TEMPO.CO, Surabaya-Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku kebanjiran tawaran kerjasama setelah bertemu dengan para duta besar dan diplomat negara asing. "Banyak yang nawarin," kata Risma Usai kegiatan Updates from the Region: Exploring the Potentials of Surabaya City di Balai Kota Surabaya, Sabtu, 27 September 2014.
Di akhir kegiatan, sejumlah duta besar maupun diplomat negara sahabat mendatangi Risma. Perwakilan dari Selandia Baru misalnya, bersedia membantu Surabaya dalam bidang pendidikan. Bantuan diberikan dalam bentuk pelatihan untuk guru.
Hal ini sesuai dengan fokus Risma yang memprioritaskan peningkatan mutu guru sekolah dasar. Kurang lebih ada 200 guru sekolah dasar yang nantinya akan diikutsertakan dalam training itu. Selandia Baru juga mengajak Surabaya menjadi sister city. (Baca berita lain: Pedagang Desak Wali Kota Risma Ambil Alih PasarTuri)
The United Nations Resident Coordinator for Indonesia, Douglas Broderick, juga mengajukan penawaran beasiswa untuk anak-anak sekolah. Tawaran ini tentu saja disambut baik oleh Risma. "Ini yang bisa saya berikan untuk anak-anak Surabaya," kata Douglas.
Douglas mengakui Risma memimpin Surabaya dengan bagus. Dari pemaparan yang disampaikan Risma, Douglas melihat bahwa program-program Pemerintah Kota Surabaya sudah berjalan baik. Terutama dalam hal penghijauan dan lingkungan yang dianggapnya berhasil. "Ini bisa jadi contoh bagi dunia," katanya.
Risma mengakui pembangunan Surabaya bisa dipercepat lantaran adanya keterlibatan dari semua stakeholder, masyarakat, media dan swasta. Hal ini berbeda dengan daerah yang melakukan pendekatan melalui proyek. Selain butuh waktu lama juga berbiaya mahal. "Di Surabaya semua ikut bangun, jadi bisa cepat."
Ia mencontohkan pembebasan lahan yang seringkali menghambat pembangunan daerah. Seperti yang terjadi di Jakarta. Padahal dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Jakarta yang mencapai Rp 78 triliun seharusnya bisa lebih mudah membebaskan lahan.
Faktanya, Surabaya dengan APBD yang dua kali lebih kecil dari Jakarta justru lebih mudah dalam hal pembebasan lahan. Menurut Risma, hal ini semata-mata karena tingginya partisipasi masyarakat. (Baca juga: Wali Kota Risma Minder karena Kurang Dandan)
AGITA SUKMA LISTYANTI