TEMPO.CO, Jakarta - Aksi demonstrasi dilakukan oleh belasan warga negara Indonesia yang tinggal di Washington D.C., Amerika Serikat, Sabtu, 27 September 2014. Berdasarkan foto yang diunggah dalam media sosial Twitter milik aktivis Fadjroel Rachman, belasan WNI berdemo di depan hotel tempat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginap.
Presiden SBY sejak Ahad pekan lalu berada di Amerika Serikat untuk menghadiri sidang ke-69 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. SBY mendapat kehormatan memimpin sidang pleno KTT Iklim PBB 2014 dan menyampaikan sambutan pembuka dalam "Open Government Partnership High Level Event".
Dalam foto tersebut, para pendemo membawa kertas karton bertuliskan kekecewaan terhadap SBY tentang pengesahan RUU Pilkada. Sebagian besar ungkapan kekecewaan tersebut ditulis dalam bahasa Inggris.
Sebagai contoh: "RIP (rest in peace) Indonesia Democracy", yang artinya "Turut berdukacita atas matinya demokrasi Indonesia". Ada juga tulisan pedas berbunyi, "Mr President Your Democratic Party is Sucks Just Like You", yang artinya "Pak Presiden, partai politik Anda menyebalkan, sama seperti Anda".
Ketika dihubungi melalui telepon, Fadjroel Rachman membenarkan telah menerima kiriman foto tersebut dari rekannya. Dia pun menjamin keaslian foto demonstrasi di Amerika itu.
Fadjroel yang sering berkicau di Twitter tentang kondisi politik Indonesia mengaku ikut menyemarakkan tanda pagar ShameOnYouSBY. Dia pun mengaku kaget dengan respons pengguna Twitter terhadap tagar tersebut.
Menurut dia, tagar ShameOnYouSBY merupakan bukti nyata kekecewaan masyarakat Indonesia terhadap presidennya. "Terlebih dia Ketua Umum Partai Demokrat yang ikut andil memenangkan pilkada melalui DPRD di rapat paripurna," kata Fadjroel ketika dihubungi Tempo hari ini.
Sebelumnya, dalam Sidang Paripurna DPR, Kamis, 25 September 2014, Fraksi Demokrat melakukan aksi walk out saat pembahasan Rancangan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah. Ada 129 kader Demokrat yang meninggalkan ruang sidang. Di ruang itu, hanya tersisa enam anggota Dewan dari Demokrat yang semuanya memilih opsi pilkada langsung. Salah satunya Gede Pasek Suardika.
Namun suara itu tak cukup menolong terpilihnya opsi pilkada langsung. Berdasarkan rekapitulasi hasil voting, fraksi pendukung pilkada lewat DPRD, yakni PAN, PPP, Gerindra, PKS, dan Golkar, unggul dengan 256 suara. Sedangkan tiga fraksi pendukung pilkada langsung, yakni PDI Perjuangan, Hanura, dan PKB, mengantongi 135 suara.
INDRA WIJAYA
Terpopuler:
UU Pilkada Tak Berlaku di Empat Daerah Ini
Pilkada, PPP: Demokrat Mainkan Skenario Prabowo
Prabowo Senang Pilkada Langsung Dihapus
Pilkada, Nurhayati Tak Jawab Soal Deal Pro-Prabowo
UU Pilkada, Netizen Minta SBY Stop Bersandiwara