TEMPO.CO , Sidoarjo:Tunggakan pembayaran ganti rugi PT Minarak Lapindo Jaya terhadap korban lumpur Lapindo di dalam peta area terdampak mencapai Rp 1,2 triliun. "Bukan Rp 781 miliar," kata Dwi Cahyani, pengusaha pemilik pabrik Victory Rotanindo, Sabtu, 27 September 2014.
Tunggakan itu, menurut Dwi, berasal dari akumulasi warga korban PAT sebesar Rp 781 miliar ditambah dengan sisa tunggakan milik pengusaha sebesar Rp 500 miliar. "Total keseluruhan Rp 1.281 miliar," ujarnya.(Baca:Tim Transisi : Jokowi Akan Evaluasi Kasus Lapindo)
Pernyataan Dwi untuk menanggapi hasil rapat kerja Dewan pengarah Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo yang terdiri dari Bupati Sidoarjo, Gubernur Jatim dan Kementerian Pekerjaan Umum, Rabu lalu di Jakarta. Dalam rapat tersebut, BPLS akan mengajukan usulan kepada pemerintah untuk membayar sisa ganti rugi kepada korban lumpur Lapindo sebesar Rp 781 miliar.
Menurut Dwi, Dewan pengarah BPLS telah mengabaikan tunggakan milik para pengusaha yang berjumlah sekitar 24 orang. Padahal para pengusaha sama-sama menderita kerugian yang besar atas bencana lumpur panas milik Lapindo. "Pabrik kami juga menjadi korban bencana ini, kenapa tidak dimasukan dalam usulan itu," ujar Dwi.(Baca:Menteri PU Minta Pemerintah Bayar Korban Lapindo)
Djuwito, korban lumpur Lapindo i dalam peta area terdampak mengaku senang dengan adanya lampu hijau yang akan dilakukan oleh Dewan pengarah BPLS. Ia berharap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera menyetujui usulan itu dan dana segera dicairkan kepada warga. "Semoga pak SBY menepati janjinya untuk melunasi ganti rugi sebelum akhir masa jabatannya," kata dia.
Demi menyambut usulan yang kemungkinan besar disetujui itu, kata Djuwito, para warga korban lumpur Lapindo telah menyiapkan seluruh berkas-berkas tanah dan rekening yang mungkin akan dibutuhkan ketika pencairan ganti rugi. "Kami sudah siapkan semuanya, tinggal mencairkan." (Baca:Soekarwo Tagih Dana APBN untuk Korban Lapindo)
MOHAMMAD SYARRAFAH
Baca juga:
Trem Surabaya, Risma Libatkan Polisi hingga KPK
Mantan Mendagri: Annas Maamun, Raja Kecil Suka-suka
Mekanik Helikopter Bom Air dari Ukraina Tewas di Kamar Hotel
Dihambat Masuk Gaza, Makarim Kecewa pada Israel