TEMPO.CO, Sleman - "Saya punya nazar yang sama dengan Pak Amien Rais, jalan kaki ke Jakarta. Tapi dia tak ada. Saya sangat kecewa," kata Giman, pria 38 tahun asal Malang, kepada wartawan di depan kediaman Amien Rais di Condongcatur, Depok, Sleman, Senin siang, 29 September 2014.
Giman memang bernazar jalan kaki dari rumahnya ke Jakarta jika Joko Widodo terpilih menjadi presiden. Dia ingat bahwa mantan Ketua MPR Amien Rais juga pernah bernazar akan jalan kaki bolak-balik Yogyakarta-Jakarta. Amien menantang siapa pun yang bisa membuktikan bahwa dia pernah menyatakan Prabowo harus diseret ke Mahkamah Militer karena bertanggung jawab atas penculikan para aktivis. Dalam hal ini, sebuah harian nasional di Jakarta pada 26 Agustus 1998 menuliskan headline berjudul "Amien Rais: Prabowo harus Dimahmilkan". (Baca: Amien Rais Akan Jalan Kaki Yogya-Jakarta PP)
Ahad, 21 September 2014, pukul 10.00, Giman memulai kaulnya dari Malang, Jawa Timur. Dengan bersandal jepit, dia membawa bendera merah-putih dan bendera bertuliskan "Bara JP" (Barisan Relawan Jokowi President). Sepasang sepatu dia gantung di ranselnya. Dia sempat mampir di Solo dan bertemu dengan keluarga Joko Widodo.
Senin, 29 September 2014, pria beranak empat ini sampai di Yogyakarta. Lantas, dia ke rumah Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional itu untuk sama-sama menunaikan nazar jalan kaki ke Jakarta. Dalam hatinya, dia membayangkan, pasti menyenangkan berjalan bareng dengan guru besar Universitas Gadjah Mada dan doktor lulusan University of Chicago, Amerika Serikat, itu (Baca: Kasus Hukum Besar Tuntas, Amien Nazar Jalan Kaki 2 KM)
Di depan rumah Amien, dia dihadang tiga penjaga keamanan. Pintu gerbang rumah buru-buru ditutup. Penjaga keamanan mengatakan majikannya sudah berangkat ke Jakarta untuk menemani anaknya yang akan dilantik menjadi anggota DPR. Amien berangkat mengunakan pesawat terbang.
Giman kecewa. Dahaga yang disasap dengan es degan di warung dekat rumah Amien pun tidak bisa menghapus niatnya yang besar menemani sosok yang pernah dielu-elukan sebagai Bapak Reformasi itu. (Baca: Ini Nazar Pesohor jika Jokowi-JK Menang)
Menurut Giman, nazar merupakan sumpah dan janji yang berhubungan langsung dengan Tuhan. "Sebagai umat muslim, sebaiknya Amien melaksanakannya," katanya memberi petuah kepada Amien, yang pernah menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Dia mengaku rela meninggalkan istri dan empat anaknya untuk menunaikan sumpahnya. Dia berkeras memenuhi nazarnya hanya dengan bekal uang Rp 100.000. "Karena saya berutang janji kepada Allah," kata Giman, yang sehari-hari menjual kue putu keliling.
Selain menunaikan nazar, jalan kaki lebih dari 1.000 kilometer itu, kata dia, juga bertujuan mengkampanyekan niatnya. Apa itu? "Agar semua anak Indonesia bersekolah."
Perjalanannya dari Malang ke Yogyakarta sudah menghabiskan sepuluh pasang sandal jepit yang putus. Dia sempat berkecil hati karena Amien tak ada di rumahnya untuk bersama-sama berjalan kaki ke Jakarta. Dipo Dwi, Sekretaris Relawan Demokrasi Daerah Istimewa Yogyakarta, akhirnya menemaninya hingga perbatasan Yogyakarta dengan Jawa Tengah untuk menuju Jakarta.
MUH. SYAIFULLAH
TERPOPULER:
2 Alasan Lucu Soal SBY Gugat UU Pilkada
'SBY Kecewa UU Pilkada, tapi Rakyat Tidak Bodoh'
5 Argumen DPR Soal Pilkada DPRD yang Terbantahkan