TEMPO.CO, Malang - Rektor Universitas Brawijaya Muhammad Bisri berjanji segera membangun kampus keempat di Kediri. Namun, rancangan dan desain bangunan berubah karena luas lahan yang dihibahkan Pemerintah Kota Kediri berubah. Semula, hibah seluas 23 hektare, lalu berkurang menjadi 12 hektare. "Pembangunan dilanjutkan, gedung perkuliahan tiga lantai," kata Bisri, Senin, 29 September 2014.
Secara administrasi, ia melanjutkan, hibah lahan dari Pemerintah Kota Kediri yang berlokasi di Kelurahan Mrican, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, telah beres. Kontrak kerja sama antara Wali Kota Kediri dan Rektor Universitas Brawijaya dilaksanakan pada 2011. Namun, bangunan fisik kampus tak kunjung terealisasi. Para mahasiswa terpaksa menumpang kuliah di kantor Badan Kepegawaian Daerah dan kampus Universitas Pawyatan Daha, Kediri.
Hari ini, seratusan mahasiswa berunjuk rasa di depan Gedung Rektorat Universitas Brawijaya untuk memperingati 100 hari Bisri terpilih sebagai Rektor. Mereka menuntut Bisri menuntaskan 13 program yang dijanjikan, meliputi penataan kampus di Kediri, uang kuliah tunggal, akreditasi, beasiswa, penataan parkir, dan memperbaiki fasilitas penunjang.
"Akreditasi turun menjadi B," kata koordinator aksi, Mohammad Zaid. Sedangkan kampus empat di Kediri semakin tak jelas sehingga tahun ini tak menerima mahasiswa baru di sana. Mereka menilai Universitas Brawijaya menelantarkan mahasiswa di Kediri.
EKO WIDIANTO
Baca juga:
Kenaikan Harga BBM Bikin SPBU Asing Menjamur
Lintas, Jalur Sukabumi Macet Parah
Demo UU Pilkada, Istana SBY Dianggap Kuburan
Sidang Kode Etik AKBP Idha Endri Diadakan Besok