TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi sekaligus pencipta lagu Bona Paputungan, yang terkenal berkat lagu Gayus di YouTube, kembali merilis album Koruptor Koruptor Kakap dalam lagu kritik sosial hit Terjerat Hutang Abadi.
"Saya konsisten menyuarakan lagu kritik sosial, setelah lagu Gayus," kata Bona dalam peluncuran album Koruptor Koruptor Kakap di Prestige Lounge, Kemang, Jakarta Selatan, Minggu, 28 September 2014.
Menurut Bona, awalnya ia ditawari merilis album cinta. "Saya berbagi porsi saja. Lagu cinta sudah ada dan banyak. Lebih baik lagu kritik sosial. Terserah, masyarakat menerima atau tidak, urusan belakangan," kata Bona. (Baca: Di YouTube, Lagu Ciptaan Gayus Belum Meledak)
Ia mengatakan berusaha istiqomah saja. "Karena urusan rejeki Allah yang mengatur. Lagu-lagu cinta penyegar saja. Kalau lagu-lagu di album ini berisi kritik politik," ujar Bona.
Ada sebelas lagu dalam lagunya yang berkolaborasi dengan Digo DZ, mantan gitaris Iwan Fals dan band yang pernah merilis album pada 2003, Tetaplah Kau Senyum (masuk nominasi AMI Award 2006).
Digo menjadi aranger pada lagu Terjerat Hutang Abadi, lagu Masih Korupsi dan lagu Gayus dibuat dalam versi Jepang, Moshimo Bokuga Ima Gayusuu. Sedangkan pada lagu Trio Big Fish dan Kartini Menangis (inspirasi dari Angelina Sondakh yang dibui) yang mengaransemen Bona sendiri. Reza dari band Noah dilibatkan untuk aransemen di lagu Tangisan Rakyat.
Menurut Bona, lagu Terjerat Hutang Abadi ditujukan kepada pemerintah dalam kasus BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia) yang belum tuntas.
Sekjen Gerakan Hidupkan Masyarakat Sejahtera (HMS) Hardjuno Wiwoho mengatakan lagu yang diciptakannya bersama Bona dan gitaris Diego DZ itu menjadi cara mengingatkan pemerintah baru untuk penegakan hukum kasus korupsi.
"Ada kasus besar yang belum dituntaskan. Mengawal pemerintah itu tidak selalu dengan cara anarkis," kata Hardjuno.
EVIETA FADJAR