TEMPO.CO, Damaskus - Sempat dilaporkan berseberangan paham dengan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), militan Jabhat Al-Nusra yang merupakan kelompok Al-Qaeda terbesar di Suriah kini justru bekerja sama dengan ISIS. (Baca: Misi Berbelok, ISIS Tak Akur dengan Al-Qaeda)
Mengutip The Guardian, Ahad, 28 September 2014 lalu, seorang sumber senior menegaskan bahwa pemimpin Al-Nusra dan ISIS telah mengadakan pertemuan untuk merencanakan perang melawan serangan Amerika Serikat dan sekutunya di Irak dan Suriah.
Laporan ini, seperti disebutkan The Independent, dikuatkan dengan sebuah foto di jejaring sosial Twitter yang menunjukkan seorang pemimpin Al Nusra berjabat tangan dengan pemimpin ISIS asal Cek. (Baca: Ini Nama Kelompok Milisi Bersenjata di Irak)
Tak hanya itu, laporan lain pada Jumat pekan lalu menyebut ada sekitar 73 anggota Al-Nusra telah membelot ke ISIS. Puluhan lainnya dikabarkan akan menyusul dalam beberapa hari mendatang. (Baca: Israel: ISIS dan Hamas Sama Saja)
Gerakan ISIS yang semakin besar dan terstruktur, terutama dengan kasus pemenggalan sejumlah warga Barat, diduga membuat Al Nusra menjadi tertarik bergabung dengan ISIS. Apalagi mereka memiliki musuh yang sama, AS dan sekutunya. Namun, kepada Reuters, seorang sumber Al-Nusra mengatakan, “Ada suara-suara garis keras di dalam Al-Nusra yang mendorong rekonsiliasi dengan ISIS.”
Semula ISIS yang memang berakar dari Al-Qaeda dianggap telah membelokkan misi kelompok tersebut. Metode ISIS dianggap bertentangan dengan Al-Qaeda lantaran telah berbelok dari misi perjuangan nasional dengan menciptakan perang sektarian di Irak dan Suriah.
ANINGTIAS JATMIKA | THE GUARDIAN | THE INDEPENDENT
Terpopuler
Soal ISIS,Turki Sarankan Amerika Serang dari Darat
PM India dan Israel Bahas Kerja Sama di New York
Ashraf Ghani Dilantik Jadi Presiden Afganistan